Ambon Hari Ini

Dituduh Pungli, Ini Klarifikasi Ketua Jurusan Akuntansi Unpatti

Menanggapi hal itu, Ketua Jurusan Akuntansi, Dr. Jefry Gasperz mengatakan bahwa penjualan totebag dan map tidak diwajibkan

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
Dugaan pungli melalui penjualan Totebag Rp. 50 ribu. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pattimura dituding melakukan pungutan liar (Pungli) untuk membiayai proses akreditasi jurusan yang tengah mati.

Menanggapi hal itu, Ketua Jurusan Akuntansi, Dr. Jefry Gasperz mengatakan bahwa penjualan totebag dan map tidak diwajibkan kepada mahasiswa.

Tetapi penjualan itu dilakukan secara sukarela tanpa menggunakan kewenangan jurusan untuk mengintervensi mahasiswa.

"Itu sebenarnya bukan pungli ya, kalau pungli itu ada kata wajib, dan kita menggunakan kewenangan untuk menekan orang untuk mengikuti apa yang kita mau, misalnya dia harus bayar sekian dan seterusnya. Hal itu tidak pernah dan penjualan totebag itu juga secara sukarela tidak ada kata wajib di situ," ungkapnya kepada TribunAmbon.com, Jumat (10/11/2023).

Sementara berkaitan dengan proses akreditasi Jurusan Akuntansi, dikatakan bahwa ada empat komponen biaya yang ditanggung oleh Universitas.

Diantaranya, biaya pendaftaran akreditasi di Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) sebesar Rp. 5 juta, biaya pelaksanaan akreditasi senilai Rp. 53 juta dan biaya assessment senilai Rp. 13 juta.

Sedangkan komponen keempat yakni, biaya pembuatan dokumen borang yang tidak difasilitasi oleh Universitas maupun Fakultas.

"Soal akreditasi yang biayai oleh negara, itu ada empat komponen pertama biaya pendaftaran di Lamemba senilai Rp. 5 juta, kemudian biaya pelaksanaan akreditasi Rp. 53 juta, biaya assessment Rp. 13 juta. Sementara ada komponen keempat yaitu pembuatan dokumen borang itu tidak ada anggarannya," jelas Gasperz.

Ia mengatakan, pembuatan dokumen borang sangat sulit, bahkan harus melibatkan seluruh dosen.

Ketiadaan anggaran pembuatan dokumen borang memaksanya mengambil kebijakan penjualan totebag dan map.

"Karena tidak ada anggaran untuk itu kita harus pikir bagaimana pekerjaan borang tetap jalan makanya dengan sangat terpaksa kita mengambil kebijakan tersebut," tutupnya.

Baca juga: Dugaan Pungli Tuk Proses Akreditasi Jurusan Akuntansi, Puluhan Mahasiswa Febis Unpatti Demo

Diberitakan sebelumnya, puluhan mahasiswa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Febis berdemonstrasi di halaman Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pattimura, Kamis (9/11/2023).

Koordinator aksi, Zulfikar Kelilauw mengatakan aksi tersebut dilatarbelakangi dugaan praktik pungutan liar (Pungli) yang terjadi di Jurusan Akuntansi.

Dikatakan, map kertas dijual kepada mahasiswa seharga Rp. 25 ribu dan Totebag berwarna putih seharga Rp. 50 ribu.

Hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk membiayai akreditasi Jurusan Akuntansi yang saat ini mati. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved