Kepemiluan

Ganjar-Mahfud Diyakini Berpeluang Menang di Pilpres 2024 Meski Tanpa Dukungan Jokowi

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mampu meladeni pasangan Prabowo Subiant

Editor: Adjeng Hatalea
Tribunnews
Bacapres dan Bacawapres, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat berpidato di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat sebelum menuju ke KPU untuk mendaftarkan diri sebagai capres-cawapres 2024 - Mahfud MD menyampaikan bahwa baju putih yang ia pakai itu merupakan baju yang ia siapkan 5 tahun lalu untuk mendaftar di KPU saat Pilpres 2019 

TRIBUNAMBON.COM - Meski tanpa dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ganjar-Mahfud diyakini masih punya peluang menang.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mampu meladeni pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Saat dipasangkan dengan Gibran, elektabilitas Prabowo ternyata tidak naik signifikan.

Padahal, Jokowi telah merestui Gibran untuk maju sebagai cawapres pendamping Prabowo.

"Sejauh ini, belum bisa dipastikan siapa yang nomor satu. Tapi, kami melihat Gibran sebagai orang yang di-endorse Jokowi ternyata tidak signifikan (mendongkrak elektabilitas Prabowo). Pengaruh Jokowi ternyata sangat terbatas," kata Saidiman kepada wartawan, Senin (30/10/2023).

Survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis pada Agustus 2023 menemukan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mencapai 74,3 persen.

Itu merupakan tingkat kepuasan publik tertinggi Jokowi sejak 2019. 

Tak hanya berbasis kepuasan publik yang tinggi, Jokowi juga dianggap punya pengaruh politik yang besar terhadap hasil Pilpres 2024 lantaran masih merawat kelompok relawan dengan jumlah anggota yang besar. 

Salah satunya ialah Projo yang diketuai Budi Arie Setiadi telah mendeklarasikan bakal mendukung Prabowo-Gibran. 

Menurut Saidiman, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi tidak serta-merta bisa diwariskan kepada Gibran. 

Sebagian masyarakat, kata dia, justru kecewa lantaran Gibran bisa lolos menjadi cawapres Prabowo melalui proses yang kurang adil dan demokratis. 

Baca juga: Ganjar-Mahfud Dapat Dukungan dari Warga Maluku di Jabodetabek, Ini Komitmennya

"Prabowo terbuka terhadap generasi milenial dengan memilih Gibran sebagai  cawapres. Tapi, ada sentimen negatif juga semisal bergabungnya Gibran ke Prabowo itu justru bisa menurunkan suara Pak Prabowo karena proses masuknya Gibran sebagai cawapres tidak dilakukan secara normal sebagai calon," ucap Saidiman.

Saidiman pun melihat tipisnya elektabilitas Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran bisa dimaknai dukungan Presiden Jokowi tak berpengaruh besar. 

Dia meyakini rekam jejak masih menjadi acuan utama memilih capres dan cawapres dan bukan hanya sekadar melihat trah politik.  

"Pemilih kita itu sebenernya relatif independen. Mereka memilih berdasarkan rekam jejak dan program kerja, baru setelahnya mempertimbangkan aspek- aspek lain di luar itu," terang Saidiman. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved