Nasional

Standing Ovation Untuk Andi Widjajanto

Meski demikian, para hadirin memberi penghormatan tertinggi dengan melakukan standing ovation kepada si pembicara. Berdiri sambil bertepuk tangan.

|
Editor: Fandi Wattimena
Putut Prabantoro
Taprof Bid. Ideologi Lemhannas RI, Albertus Magnus Putut Prabantoro 

ETIKA POLITIK
Semua hening. Namun segera berdiri dengan sikap standing ovation_. Brigjen TNI (Purn) DR. Paula Theresia EPU, Taprof Lemhannas, tepekur mendengar pernyataan pengunduran diri orang nomor satu di Lemhannas itu. Dirinya melihat bagaimana santunnya seorang Andi Widjajanto dan sangat memperhatikan kesejahteraan orang kecil di Lemhannas.

Komjen Pol (Purn) Heru Winarko, Taprof Bid. Politik mengungkapkan perasaannya, Lemhannas RI kehilangan orang baik dan benar. Lemhannas membutuhkan Gubernur yang seperti Andi Widjajanto. Baginya, itu adalah risiko politik bermartabat dan tidak semua para pemimpin negeri ini dapat melakukannya.

Laksda TNI (Purn) Agung Pramono, Taprof Lemhannas bidang Pertahanan dan Keamanan menyatakan, seharusnya para menteri atau pejabat yang terkait dengan partai atau keberpihakan pada salah satu kontenstan melakukan hal yang sama dengan Andi Widjajanto.

Berpolitik secara beretika harusnya dikedepankan untuk menjadi suri tauladan bagi generasi muda.

Sedangkan Wakor Taprof Mayjen TNI (Purn) Imam Maksudi menegaskan, tidak ada kata lain kecuali Ksatria yang selalu berkata jujur, memihak pada kebenaran dan berani memutuskan demi masyarakat banyak.

Andi Widjajanto jika diibaratkan dalam pewayangan, dia adalah Wibisana - tokoh protagonis dalam babad Ramayana. Meskipun ia adalah adik kandung Rahwana, ia memihak Rama karena kebenaran.

Prof. Dr. Ir Reni Mayerni M.P, orang nomor satu di Kedeputian Pengkajian Strategik Lemhannas sangat kehilangan. Ia bangga atas etika politik yang ditunjukan atasannya itu. Di matanya, pengunduran diri Andi sejatinya untuk menghindari konflik kepentingan terutama di kedeputiannya.

Sudah pasti dirinya sangat kehilangan sosok pemimpin yang cerdas dan responsif. Diakuinya, melalu tangan dinginnnya Andi Widjajanto mengubah cara pandang dan cara kerja kedeputian pengkajian Lemhannas yang satu-satunya pengguna (user) adalah Presiden RI.

Sementara bagi penulis, pengunduran diri Andi Widjajanto sebagai orang nomor satu di lembaga yang berwibawa dan elit itu mengingatkan akan peribahasa latin - Modus Omnbibus In Rebus Optimum Est Habitu – Dalam Semua Keadaan, Yang Paling Baik Adalah Tahu Batas.

Melihat pengalaman sejarah hidupnya, Andi telah menunjukan martabatnya sebagai politikus yang tahu diri, tahu batas, tahu untuk berhenti dan kapan harus berjalan.

Dalam konteks hingar bingarnya pemilu 2024, Andi Widjajanto tidak membiarkan dirinya dibuli oleh medsos ataupun para lawan politiknya yang „cemburu“ terhadap kekuatannya.

Dia tahu diri, tahu batas kapan harus berhenti dan kapan harus berjalan, kapan harus memilih dan kapan harus membuang.

Memiliki pengalaman 3 (tiga) kali pada posisi memutuskan untuk mengundurkan diri terkait dengan pemilu merupakan pelajaran terbaik bagi calon pemimpin nasional.

Indonesia membutuhkan banyak Andi Widjajanto untuk menjadikan demokrasi dalam pemilu sebagai pilihan terbaik untuk menghindarkan Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang buruk.

Tentu, pengunduran dirinya akan dilihat sebagai model oleh para anak didik Lemhannas yang terdiri dari para sipil terpilih dan anggota TNI atau Polri dari pangkat kolonel / kombes hingga bintang tiga.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved