Info Daerah

Direktur RSUD Masohi Herry Siswanto Disebut Berbohong Perihal Kematian Pasien Yostina Rumangun

Tudingan itu menyikapi pernyataan Direkur Herry Siswanto perihal bantahan kabar kematian pasien akibat kekurangan oksigen.

Penulis: Lukman Mukadar | Editor: Fandi Wattimena
Sumber; zonatinta.id
Suami dari Almarhumah Yostina Rumangun dan keluarga membantah pernyataan Direktur RSUD Masohi 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar

MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Suami dari Almarhumah Yostina Rumangun, pasien yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi Sabtu (5/8/2023) menyebut Direktur RSUD Herry Siswanto berbohong.

Tudingan itu menyikapi pernyataan Direkur Herry Siswanto perihal bantahan kabar kematian pasien akibat kekurangan oksigen.

Menurut sang suami, Nikson Kasamilale meninggalnya almarhum lantaran kelalain petugas medis di RSUD Masohi.

"Sampai meninggalnya istri saya karena kelalaian yang dilakukan oleh pihak medis rumah sakit. Terjadinya kehabisan oksigen," kata Nikson dalam video yang diunggah zonatinta.id, Selasa (11/8/2023).

Dijelaskan, saat isi tabung oksigen habis, dirinya telah memberitahukan kepada petugas medis untuk segera mengganti, hanya saja tidak dilakukan.

Menyikapi itu, keluarga pasien kemudian mengecek langsung ke ruang penyimpanan oksigen untuk memastikan ketersediaan oksigen agar segera diambil tindakan penggantian tabung.

Namun menurutnya, petugas di ruang penyimpanan oksigen malah berbohong dengan mengatakan tabung telah diantar ke ruangan.

Baca juga: Pelni Ambon Hentikan Penjualan Tiket Non Seat, Begini Jelasnya

Setelah dicek kembali ke ruangan, ternyata oksigen belum diganti.

Hingga kemudian istrinya menghembuskan nafas terakhir.

"Mereka katakan sudah telepon terus sudah antar di ruangan, kita mengecek tidak ada. Sampai almarhumah Yustina Rumangun meninggal dunia," jelas Nikson.

Ia juga menyinggunngn peryataan Direktur RSUD yang mengatakan massa dari keluarga pasien mengamuk di RSUD itu tidak benar sebab yang datang ke Rumah Sakit itu adalah keluarga dekat pasien yang hendak menjemput jenazah pasien.

"Terus saya sebagai suami almarhumah sangat kecewa atas pelayanan yang diberikan oleh petugas medis. Terus apa yang dibicarakan oleh direktur Rumah Sakit tentang masa yang datang dari Amahai, itu bukan massa tapi itu keluarga untuk menjemput jenazah almarhumah," tegasnya.

Baca juga: Bodewin Wattimena Ingatkan Satpol PP Tak Pungli ke Pedagang Pasar Mardika

Sebelumnya, Direktur RSUD Masohi, Herry Siswanto menegaskan pihaknya telah melakukan pelayanan medis kepada pasien sudah sesuai Standar Operasional Pelayanan (SOP).

Pernyataan itu ia sampaikan kepada wartawan di Ruang Rapat RSUD setempat, Masohi  Senin (7/8/2023).

Menurutnya, almarhumah telah mengalami kritis sejak dari rumah hingga dibawa masuk ke ICU RSU pada 25 Juli lalu.

Setelah dirawat intensif di ICU dengan gejala komplikasi penyakit dan TBC pasien kemudian dipindahkan ke ruangan Teratai untuk dirawat inap.

"Kondisi pasien pada awal masuk itu juga sudah jelek, di mana pasien sudah mengalami kritis sejak dari rumah,  dan pasien langsung dibawah ke ruangan ICU intensif di mana pasien langsung ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam dan dokter  insentif care," tandasnya.

Siswanto menjelaskan selama pasien di rumah sakit sudah terbantukan dengan oksigen, bahkan tercatat dalam rekam medis terdapat 42 tabung yang telah diberikan kepada pasien.

Ditegaskan, selama pasien di ruang perawatan, oksigen selalu disiapkan baik yang utama maupun oksigen cadangan. Sehingga jika dikatakan pasien meninggal akibat kehabisan oksiegn, hal itu sangat tidak benar.

“Kematian pasien bukan karena terhentinya suplai oksigen, sebab tabung oksigen bec up selalu selalu stan bey dan dikontrol oleh petugas. Saat itu pasien meninggal oksigen NRM 15 Liter 100 persen masih terpasang,” ujarnya.

Dalam konferensi pers itu, Direktur juga sempat menyesalkan keluarga pasien yang datang dengan membawa massa hingga terjadi keributan di rumah sakit dan membuat para perawat jaga merasa trauma.

"Adapun pada saat itu ada sedikit trauma daripada teman teman kami yang bertugas  karena ada pengejaran terhadap petugas oksigen kemudian pengejaran dan kekerasan fisik kepada perawat kemudian ada juga pengrusakan terhadap prperti dari rumah sakit. Tapi hal itu akan kami bijaki secara bijaksana dalam rangka meningkatkan sistem pelayanan," tutup Direktur. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved