Ambon Hari Ini

Puisi Yunansi Buat Penonton Terdiam Tanpa Kata

Nampak para penonton terpana diam mendengar kata demi kata, baris per baris yang dilantangkannya.

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
Yunansi Botoh, mahasiswa Fakultas Hukum, Unpatti asal Seram Bagian Timur saat diwawancarai TribunAmbon.com, Senin (17/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Bawakan puisi dalam pentas seni dan budaya komunitas literasi dan budaya Seram Bagian Timur (Ita Nai), Yunansi Botoh sukses hanyutkan penonton dengan puisi berjudul 'Ibu yang Diperkosa'.

Nampak para penonton terpana diam mendengar kata demi kata, baris per baris yang dilantangkannya.

Begini isi puisinya;

Jou Barakate

Maafkan kami yang hanya duduk nonton ketika Ina dipaksa bersetubuh oleh kejamnya birokrasi daerah.

Jou Barakate

Maafkan kami yang diam melihat batu pamali, gunung pamali, yang digusur demi yang namanya mengembangkan sumber daya alam.

Jou Barakate
Maafkan kami yang hanya diam melihat Ina aborsi anak haram perusahaan asing

Jou Barakate
Maafkan kami yang tidak bisa kritis menjawab panggilan Ina karena kami dibuat tak bisa berbicara ketika elit mencuci mulut dengan dana pendidikan.

Baca juga: Komunitas Ita Nai Gelar Pentas Seni, Wanjou: Kembangkan Budaya dan Kreativitas

Baca juga: Waduh, Penduduk Miskin di Maluku Naik Lagi per Maret 2023 Jadi 301,61 Ribu Jiwa

Saat diwawancarai TribunAmbon.com, Yunansi Botoh menjelaskan bahwa puisi tersebut mengkritisi tanah adat yang tidak lagi dijaga oleh pemerintah daerah.

"Puisi ini menceritakan soal tanah adat yang tidak lagi dijaga dan hal itu dibiarkan oleh pemerintah daerah untuk dikelola oleh perusahaan asing," ucapnya yang juga mahasiswa Hukum Unpatti, kepada TribunAmbon.com, Senin (17/7/2023) Malam.

Menurutnya, puisi ini adalah representasi curahan hati anak-anak adat yang resah akan eksploitasi sumber daya alam di Seram Bagian Timur.

"Makanya puisi ini hadir sebagai representasi dari keresahan anak adat yang melihat tanah adat kami dicuri hasil alamnya," ungkapnya.

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved