Abrasi di Buru
Tak Ditangani Sejak 2020, Abrasi di Pesisir Desa Ubung Jalan Lintas Kecamatan Pulau Buru Makin Parah
Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, Kamis (13/4/2023), kondisi pesisir jalan lintas kecamatan merupakan jalan vital di Pulau Buru telah mengalami abra
Penulis: Fajrin S Salasiwa | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fajrin S Salasiwa
PULAU BURU, TRIBUNAMBON.COM - Bahaya abrasi yang menggerus pesisir jalan lintas kecamatan di Desa Ubung, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru yang hampir merusak ruas jalan dan rumah milik warga setempat, hingga kini belum tertangani.
Rusaknya talud sepanjang 300 meter di Desa Ubung turut memberikan dampak yang signifikan terhadap kerusakan pesisir pantai.
Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, Kamis (13/4/2023), kondisi pesisir jalan lintas kecamatan merupakan jalan vital di Pulau Buru telah mengalami abrasi yang hampir memakan badan jalan.
Bekas hantaman ombak yang mengikis bibir pantai sehingga menyebabkan talud jebol masih kentara hingga kini.
Tak ada tanda-tanda di lokasi yang menunjukkan ada upaya dari instansi terkait untuk menangani abrasi tersebut.
Salah seorang warga Desa Ubung, Kecamatan Lilialy, Ong Palembang kepada TribunAmbon.com mengatakan, pasca rusaknya talud sejak 2020, sampai saat ini belum terlihat adanya tanda-tanda penanganan dari dinas terkait.
“Belum ada tindaklanjut untuk membuat ulang tanggul yang telah rusak sejak beberapa tahun lalu ini, 1 tahun yang lalu sempat ada yang datang foto, tapi mungkin buat kenang-kenangan saja” Ujar Ong kepada TribunAmbon.com, Kamis, (13/4/2023).
Sebab itu, ucap Ong, warga desanya merasa khawatir jika dampak abrasi itu akan meluas hingga menggerus akses jalan jika tidak segera dibendung.
Dan akses jalan ini juga merupakan akses vital masyarakat di Pulau Buru.
Baca juga: Ramai Soal Informasi Air di Namlea Tercemar Merkuri, Ini Penjelasan Dinkes Kabupaten Buru
Pasalnya, ketinggian ombak dan air pasang cenderung meninggi akhir-akhir ini, karena dipengaruhi musim angin laut.
“Bahkan saat ini, titik abrasi tidak jauh lagi dengan badan jalan yang kerap digunakan warga sebagai akses menuju Kota Namlea,juga sebaliknya dari Namlea menuju berbagai Desa di wilayah kecamatan di Buru utara” ungkapnya.
Mesti begitu, Ong mengakui, tanggul pemecah ombak memang telah dibangun di kawasan pantai tersebut.
Namun, volume pembangunan tanggul itu belum cukup sehingga tidak bisa melindungi seluruh pantai.
Belum lagi ada sebagian tanggul yang sudah hancur dihantam ombak.
“Rata-rata lokasi yang terkena dampak paling parah dari abrasi itu adalah kawasan yang belum ada tanggul pemecah ombaknya,” tukas Palembang.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.