Demo Sopir Angkot
Aska Ancam Turunkan Massa Sopir Angkot tuk Aksi Jilid II di Kota Ambon
Ia mengatakan, ada tiga poin tuntutan yang masih sama disampaikan pada aksi sebelumnya, Rabu (22/2/2022) lalu.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Asosiasi Sopir Angkot Ambon (ASKA) mengancam bakal gelar aksi demonstrasi jilid II dengan massa yang lebih banyak jika Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon tak penuhi tuntutan mereka.
“Kami akan melakukan aksi besar-besaran jika tuntutan kami tidak dipenuhi,” kata Wakil Ketua I ASKA, Ely Singkery, Senin (20/3/2023).
Ia mengatakan, ada tiga poin tuntutan yang masih sama disampaikan pada aksi sebelumnya, Rabu (22/2/2022) lalu.
Dimana, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan itu jelas soal fungsi terminal sebagai tempat naik turun penumpang dari Angkutan Kota.
Dengan itu, tidak ada alasan, ada aktifitas jual beli dalam kawasan Terminal Mardika yang berdampak akan menganggu fungsi sebenarnya dari terminal itu sendiri.
"Yang sudah kami sampaikan kepada pemerintah, yaitu terkait pembangunan lapak dalam terminal. Terminal itu hanya diperuntukkan untuk kendaraan umum, pangkalan kendaraan umum, tempat naik turunnya penumpang, tidak ada aktivitas dagang didalam Terminal. Untuk itu kami minta, baik Pemprov maupun Kota Ambon, untuk segera membongkar pembangunan lapak yang sudah dibangun oleh pihak ketiga itu," ungkapnya.
Baca juga: Sopir Angkot di Ambon Mogok, Protes Masalah Terminal, BBM hingga Ojol
Baca juga: Soal Pembangunan Lapak di Terminal Mardika, ASKA Duga Ada Oknum Pejabat Pemkot di Belakang APMA
Selain soal Lapak, ASKA juga meminta Pemkot Ambon rapat bersama pihak Pertamina dan juga SPBU di Kota Ambon, untuk membahas soal pembatasan BBM jenis pertalite.
"Jadi kami minta agar seluruh pihak yang berkepentingan ini segera duduk hadirkan bersama-sama dengan pihak pihak terkait agar bisa membahas keluhan kami,” ungkapnya.
Disamping itu, tuntutan lainnya dari ASKA juga memprotes keberadaan transportasi online di Ambon.
Dimana, keberadaan transportasi online dinilai telah merugikan para sopir angkot konvensional.
Menurutnya, telah berulang kali ASKA menyampaikan penolakan ini, namun tidak digubris oleh Pemkot Ambon.
“Jadi kalau tidak digubris juga, maka nanti lihat saja aksi yang akan kita lakukan nanti,” tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.