Gempa Suriah

Infrastruktur Bangunan Jadi Salah Satu Penyebab Tingginya Jumlah Korban Jiwa Gempa Bumi Suriah

Di barat laut Suriah, tim pertahanan sipil bekerja sepanjang waktu untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan gempa.

Editor: Adjeng Hatalea
Tangkapan Layar Al Jazeerah
Lebih dari dua hari sejak dua gempa dahsyat melanda Suriah barat laut dan Turki selatan, anggota pertahanan sipil dan tim penyelamat masih bekerja sepanjang waktu dalam upaya menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh. 

Keluarga Al-Yahya, yang sebelumnya mengungsi dari kota Has di selatan Idlib, kini berlindung di sebuah tenda di perbatasan Jinderes.

Namun pria berusia 40 tahun itu menolak untuk tinggal di tenda dan memutuskan untuk kembali ke kota untuk membantu tim pertahanan sipil dan warga sipil lainnya menyelamatkan keluarga yang masih terjebak di bawah puing-puing.

“Tim SAR tidak bisa lagi menyelamatkan keluarga yang terjebak di bawah reruntuhan karena tidak ada peralatan yang mampu mengangkat langit-langit yang runtuh, apalagi sebagian besar bangunan yang runtuh setinggi empat atau lima lantai,” kata al-Yahya. .

Baca juga: Korban Gempa Turki yang Terkubur di Bawah Puing-puing Minta Bantuan Lewat Medsos

“Situasinya sangat buruk. Ratusan keluarga masih terjebak dan kami tidak tahu kapan kami akan menjangkau mereka. Saya sendiri yang bisa mengeluarkan 23 mayat dari bawah puing-puing, termasuk tetangga dan teman saya.”

Perasaan tidak berdaya dan dikecewakan oleh komunitas internasional telah berkembang, karena keluarga di daerah tersebut mengatakan bahwa dunia telah meninggalkan mereka sendirian dalam krisis yang tidak dapat dihadapi negara sendirian.

Abu Muhammed, penduduk lain di Jinderes, berkata, “Tidak rasional mengangkat atap rumah di seluruh kota sendirian. Selama dua hari, kami dan tim penyelamat telah berupaya menyelamatkan keluarga dari reruntuhan dan tidak ada pihak internasional yang bergerak untuk membantu.”

Abu Muhammad mengatakan, banyak keluarga dapat bertahan hidup jika alat berat tersedia, tetapi mereka semua meninggal karena cuaca yang sangat dingin dan terputus dari makanan dan air.

“Kami meminta seluruh dunia untuk membantu kami menyelamatkan siapa pun yang tersisa dari keluarga kami,” katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved