Gempa Suriah

Infrastruktur Bangunan Jadi Salah Satu Penyebab Tingginya Jumlah Korban Jiwa Gempa Bumi Suriah

Di barat laut Suriah, tim pertahanan sipil bekerja sepanjang waktu untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan gempa.

Editor: Adjeng Hatalea
Tangkapan Layar Al Jazeerah
Lebih dari dua hari sejak dua gempa dahsyat melanda Suriah barat laut dan Turki selatan, anggota pertahanan sipil dan tim penyelamat masih bekerja sepanjang waktu dalam upaya menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh. 

SURIAH, TRIBUNAMBON.COM – Lebih dari dua hari sejak dua gempa dahsyat melanda Suriah barat laut dan Turki selatan, anggota pertahanan sipil dan tim penyelamat masih bekerja sepanjang waktu dalam upaya menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh.

Jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat, dengan wilayah terdampak yang sangat luas, dan ratusan keluarga masih terjebak di bawah reruntuhan.

Kompleks perumahan, yang baru-baru ini dibangun untuk menampung mereka yang dipindahkan secara paksa dari daerah yang dikuasai pemerintah Suriah ke barat laut yang dikuasai oposisi negara itu selama perang yang sekarang hampir 12 tahun, hancur total.

Lingkungan perumahan yang lebih tua di Salqin dan Harem di pedesaan Idlib, serta al-Atareb dan Jenderez di Aleppo juga hancur.

Saria Bitar, seorang insinyur sipil dan kepala Kelompok Sukarelawan Hathi Hayati di kota utara Idlib mengatakan, seperti yang dikutip dari Al Jazeera bahwa infrastruktur bangunan di Suriah tidak dilengkapi untuk menangani gempa bumi, terutama yang kuat.

Ia menambahkan, gedung-gedung tua di Suriah dibangun tanpa mempertimbangkan terjadinya bencana alam.

Beberapa struktur selamat, tetapi memiliki insinyur yang mengawasi konstruksi dan memastikan mereka memenuhi kriteria internasional.

“Alasan pertama runtuhnya bangunan di pedesaan Idlib dan Aleppo dengan cepat adalah serangan kekerasan yang diderita kota-kota ini, dengan semua jenis senjata berat selama 10 tahun terakhir,” kata Bitar, mengacu pada perang Suriah.

“Di Aleppo timur, yang sebelumnya mengalami jenis serangan terburuk oleh rezim al-Assad [Presiden Suriah Bashar], bangunan yang hancur sudah memiliki infrastruktur yang lemah,” jelasnya.

Alasan lain runtuhnya bangunan di barat laut Suriah dikaitkan dengan tidak adanya peraturan teknis dan teknik, lanjut Bitar.

Salah satu contohnya adalah tidak adanya jumlah batang logam yang cukup di pondasi bangunan, serta tidak menggali pondasi cukup dalam untuk memastikan pondasi kokoh.

'Situasi bencana'

Di kota Jinderes, dekat Afrin di pedesaan Aleppo, dewan lokal mengumumkan bahwa daerah tersebut sekarang menjadi zona bencana setelah mengalami kehancuran besar. Seluruh bangunan bertingkat perumahan telah runtuh, dan puluhan keluarga masih terjebak di bawah reruntuhan.

Osama al-Yahya adalah salah satu korban selamat yang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan rumahnya yang hancur.

“Begitu gempa terjadi, rumah saya langsung ambruk,” ujarnya. “Kami berada di bawah reruntuhan selama satu setengah jam sampai kami diselamatkan oleh tim penyelamat di Jinderes.”

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved