Bentrok di Pulau Haruku

Negeri Kailolo Dukung Kepulangan Warga Kariu: Mari Berdamai dan Saling Memaafkan

Sekretaris Negeri Kailolo, Abdullah Marasabessy mengatakan, kepulangan warga Kariu ke kampung halaman mereka tentu harus didukung.

Tangkapan layar
Pemerintah Negeri Kailolo, Pulau Haruku dukung kepulangan warga Kariu, Rabu (21/12/2022). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Pemerintah Negeri Kailolo, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) mendukung kepulangan warga Kariu ke kampung halaman.

Sekretaris Negeri Kailolo, Abdullah Marasabessy mengatakan, kepulangan warga Kariu ke kampung halaman mereka tentu harus didukung.

Apalagi, hal itu merupakan program prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malteng yang sementara sedang dalam proses.

“Saya Abdullah Marasabessy, Sekretaris Negeri Kailolo mendukung penuh seluruh program Pemkab Malteng terutama dalam proses pemulangan pengungsi basudara Kariu ke Negeri Kariu,” kata Abdullah Marasabessy, Rabu (21/12/2022).

Abdullah juga mengimbau, agar jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) ini seluruh warga yang ada di Pulau Haruku bisa menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).

Hal itu agar tidak perayaan Nataru bisa berjalan dengan lancar baik di Maluku terkhusus untuk Pulau Haruku sendiri.

“Kami menghimbau kepada seluruh negeri di Pulau Haruku untuk menjaga Kamtibmas jelang hari Nataru di Maluku pada umumnya dan Pulau Haruku pada khususnya,” tandasnya.

Baca juga: Kembali ke Kampung Halaman, Ribuan Warga Kariuw Terpaksa Tinggal di Rumah Ibadah

Menurutnya, jelang Tahun Baru 2023 sudah sepatutnya saling memaafkan dan membangun kehidupan baru yang aman dan damai.

"Mari saling memaafkan, bersihkan hati kita masing-masing. Kita juga sangat ingin warga Kariuw balik ke kampung halamannya, dan mari damai bersama di tahun baru ini hingga seterusnya," ujarnya.

Diketahui, sebanyak 1370 warga Kariu atau 330 KK masih mengungsi di Aboru. 

Dimana, 150 orang diantaranya merupakan balita dan 250 orang lainnya lansia.

Mereka terpaksa mengungsi usai bertikai dengan negeri tetangga yakni Pelauw, Ori pada 26 Januari 2022 lalu karena masalah tapal batas tanah.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved