Ambon Hari Ini
Pendeta Kesaulya Sebut BWS Maluku dan PT. Diyan Nugraha Saotanre Bohongi Jemaat Gereja Petra Ahuru
Padahal pengerjaan proyek Sabo Dam milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku itu telah berdampak kerusakan hingga longsor di kawasan tersebut.
Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Alfin Risanto
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Ketua Jemaat Gereja Petra Ahuru, Pendeta Dody Kesaulya sebut PT. Diyan Nugraha Saotanre telah berbohong.
Janji membuat talud penahan tanah tidak ada realisasi hingga kini.
Padahal pengerjaan proyek Sabo Dam milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku itu telah berdampak kerusakan hingga longsor di kawasan tersebut.
Dijelaskan, sudah terjadi dua kali longsor di area Gereja yang berada tidak jauh dari lokasi proyek Sabo Dam.
Yakni di akhir 2021 dan saat musim penghujan di pertengahan 2022.
Longsor juga merusak perkebunan warga di sekitar area pengerjaan proyek.

Baca juga: Pengerjaan Sabo Dam di Ahuru Dinilai Amburadul, Male; Longsor Hantam Perkebunan & Area Gereja Petra
“Kita dijanjikan untuk dibangun talud namun hingga selesai pengerjaan proyek akhir 2020 tidak ada yang dibangun,” ujar Kesaulya kepada TribunAmbon.com, Rabu (31/8/2022).
Menurutnya, jika hujan deras kembali turun maka longsor bakal merusak tembok gereja.
Selain potensi longsor makin tinggi, pengerukan tanah di area proyek tumpah ke sungai sehingga mengakibatkan pendangkalan.
Pendangkalan sungai mempercepat luapan air saat musim penghujan.
Lanjutnya, saat ini Jemaat Petra adalah membentuk Tim Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Tim itu akan meneliti tanah dilokasi tersebut dan hasilnya akan diberikan ke pemerintah daerah agar ada solusi terbaik.
“Saya berharap agar masalah ini bisa ditangani pemerintah secepatnya,” harapnya.(*)