Maluku Terkini
Tak ada Kapal, Pendongeng Damai Maluku Batal Berangkat Terima Penghargaan dari Guardian Indonesia
Eklin de Fretes, sang pendongeng damai di Maluku terima penghargaan dari Guardian Indonesia dalam perayaan HUT ke-32 Guardian Indonesia.
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Salama Picalouhata
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Eklin de Fretes, sang pendongeng damai di Maluku terima penghargaan dari Guardian Indonesia dalam perayaan HUT ke-32 Guardian Indonesia.
Penghargaan yang diterima Eklin de Fretes, sang pendongeng damai di Maluku itu sebagai 32 Wonderful People versi Guardian Indonesia.
“Penghargaan dari Guardian Indonesia ini diberikan untuk dongeng damai atau aktivitas pendidikan perdamaian yang saya buat dalam bentuk mendongeng lintas iman. Mengunjungi anak-anak lintas iman dari pulau ke pulau di Maluku untuk tebarkan pesan damai melalui dongeng,” kata Eklin de Fretes kepada TribunAmbon.com melalui telepon, Kamis (25/8/2022).
Sayangnya, penghargaan itu tak bisa ia terima secara langsung di Jakarta.
Eklin de Fretes menyebut, hal itu lantaran sulitnya akses transportasi dari Pulau Damer, Maluku ke luar daerah.
“Di Pulau Damer sampai akhir bulan ini tidak ada kapal cepat yang beroperasi. Susah transportasi jadi saya tidak bisa mengambil penghargaan ini di Jakarta,” ungkapnya.
Meski begitu, pria yang biasa melakukan perjalanan berdongeng sambil membawa Dodi, boneka teman mendongengnya itu mengaku terpaksa akan ada satu teman yang diwakilkan untuk menerima penghargaan itu.
Baca juga: Eklin de Fretes, Sang Pendongeng Damai di Maluku Luncurkan Buku Pertamanya
Baca juga: Trauma Healing Bagi Anak Korban Bencana ala Eklin de Fretes
Mengingat, penghargaan itu bakal diserahkan pada 31 Agustus 2022 nanti.
“Ada satu teman di Jakarta dari TIM Ceria Indonesia yang saya minta tolong untuk mewakili saya menerima penghargaan ini karena penghargaannya nanti diserahkan di akhir bulan ini tanggal 31 Agustus,” cetusnya.
Disamping itu, Eklin menuturkan bahwa dalam aktivitas pendidikan perdamaian yang dilakoninya sudah tidak terlalu aktif lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini lantaran ia telah ditugaskan jadi pendeta di Pulau Damer yang mayoritasnya beragama Kristen.
Sehingga, ruang geraknya mendongeng bersama Dodi hanya untuk yang beragama Kristen saja.
“Namun masih ada satu lembaga yang kasih penghargaan untuk apa yang saya dan Dodi pernah lakukan. Semoga kelak ruang-ruang untuk saya dan Dodi berjumpa anak-anak lintas iman semakin terbuka. Saya rindu menjumpai anak-anak lintas iman dari satu pulau ke pulau lainnya. Bukan hanya di satu pulau seperti ini saja,” tandas Eklin.