Mangrove Mati

Pipa Milik PLN Diduga Bocor, Tak Ada Pengerjaan Jembatan di Kawasan Mangrove Teluk Ambon Hari Ini

Mangrove yang telah berumur belasan tahun itu mengering dan mati diduga karena tercemari limbah dari kebocoran pipa PLN akibat pengerjaan jembatan.

Dedy
Tak ada pengerjaan jembatan di Kawasan Mangrove, Teluk Ambon, Senin (1/8/2022) hari ini. Seperti diketahui mangrove yang telah berumur belasan tahun mengering dan mati diduga karena tercemari limbah dari kebocoran pipa PLN akibat pengerjaan jembatan yang hanya berjarak kurang lebih 20 meter atau hanya dipisahkan jalan raya. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Penemuan limbah minyak di kawasan mangrove Teluk Ambon, Kota Ambon cukup menggegerkan warga.

Pasalnya, tumpahan minyak di kawasan poka Teluk Ambon disebut telah merusak mangrove.

Diketahui, puluhan pohon mangrove mengering seketika.

Mangrove yang telah berumur belasan tahun itu mengering dan mati diduga karena tercemari limbah dari kebocoran pipa PLN akibat pengerjaan jembatan yang hanya berjarak kurang lebih 20 meter atau hanya dipisahkan jalan raya.

Pohon yang menjadi penjaga dan pelindung Teluk Ambon ini mati dan terus mengering dalam dua pekan terakhir.

Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, pada Senin (1/8/2022) siang ini, tampak tanah dan air di lokasi itu telah bercampur dengan minyak.

Bekas tumpahan minyak juga menempel di pohon mangrove yang mati.

Sementara, proyek pengerjaan jembatan tersebut tampak sepi.

Baca juga: Mangrove Mati di Teluk Ambon, Pelasula Minta DLHP Campur Tangan

Hanya ada sebuah eskavator yang terparkir pada jembatan yang sudah 60 persen dibangun itu.

Tak tampak aktivitas pekerjaan jembatan yang biasa dilakukan sebelumnya.

Bahkan material seperti besi, dan drum bekas terlihat berserakan di area pekerjaan jembatan itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan pohon mangrove di pesisir Teluk Ambon tepatnya di Pantai Desa Poka, kota Ambon, Maluku mendadak mengering dan mati.

Kondisi itu diduga karena tercemari limbah PLTD Poka yang hanya berjarak kurang lebih 20 meter dari bibir pantai.

Perekaya Ahli Madya BRIN kawasan Ambon, Daniel Pelasula mengatakan, kandungan minyak itu yang menyebabkan matinya manggrove di Teluk Ambon.

"Kemarin itu kami kerja bakti, semprot dengan mobil air. Ternyata minyak yang mengendap disitu keluar banyak , itu penyebab mangrove mati dan kering," ungkap Pelasula saat diwawancarai TribunAmbon.com, Minggu sore.

Menurut Pelasula, dari informasi yang dihimpunnya, temuan kandungan minyak pada kawasan mangrove yang mati tersebut berasal dari kebocoran pipa PLN, akibat dari pengerjaan jembatan yang hingga kini masih berlanjut.

"Dari informasi yang kami dapat, pihak PLN mengaku ada pipa yang bocor, dampak dari kegiatan jembatan darurat itu," kata dia.

Pelasula melanjutkan, limbah minyak yang ditemukan BRIN Ambon, pada kawasan mangrove yang mati tersebut dapat berbahaya bagi biota laut yang hidup baik hewan maupun tumbuhan.

Selain itu, perairan dengan pola arus bawah pada kawasan mangrove tersebut dapat dengan mudah menyeret limbah, masuk ke sela-sela mangrove.

"susah yang untuk hidup karena lokasi pola arus bawa semua limbah masuk ke situ dan susah keluar, kemarin minyak sudah muncul semua , solusinya harus sedot , cuma seng ada alat sedot," tandasnya.

Sementara itu, Humas PT PLN Maluku-Maluku Utara, Hairul Hatala yang dikonfirmasi wartawan mengaku belum mengatahui penyebab hingga banyak mangrove di loaksi itu tiba-tiba mengering dan mati.

“Untuk kerusakannya tidak tahu dari limbah apa,” ujarnya.

Ia mengaku saat ini pihak DLHP Maluku sedang melakukan uji sampel untuk mengetahui penyebab matinya mangrove di lokasi itu.

“Kalau untuk informasi bisa korodinasi dengan DLHP provinsi. Karena hasilnya belum keluar jadi belum tentu itu karena limbah PLN,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, puluhan pohon mangrove yang berada di pesisir Teluk Ambon tepatnya di Pantai Desa Poka, kota Ambon, Maluku mendadak mengering dan mati.

Mangrove yang telah berumur belasan tahun itu mengering dan mati diduga karena tercemari limbah dari PLTD Poka yang hanya berjarak kurang lebih 20 meter atau hanya dipisahkan jalan raya.

Pohon yang menjadi penjaga dan pelindung Teluk Ambon ini mati dan terus mengering dalam dua pekan terakhir.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved