Dikritik soal Tarif Candi Borobudur, Luhut ke DPR: Maaf, Jangan Cari Popularitas dengan Nyerang Saya
"Lain kali telepon saya saja. Jadi jangan cari, mohon maaf bapak ibu, cari popularitas dengan nyerang saya, Pak," tegas Luhut.
Penulis: Fitriana Andriyani | Editor: sinatrya tyas puspita
Ia pun mengimbau para pengkritik agar tak menyerangnya demi mendongkrak popularitas.
"Jadi jangan cari, mohon maaf bapak ibu, cari popularitas dengan nyerang saya, Pak," tegas Luhut.
Luhut juga menegaskan bahwa setiap kebijakan yang ia umumkan bukanlah keinginannya pribadi, melainkan keputusan dari hasil studi.
Saya ini hanya pelaksana. Percayalah, saya enggak akan melakukan yang di luar yang semau-mau saya. Semua yang saya kerjakan basisnya studi, Pak, basis data," ketusnya lagi.
Sebelumnya, Menko Marves itu menegaskan bahwa keputusan tersebut belum final dan masih harus melewati sejumlah pengkajian oleh pihak-pihak terkait.
“Karena itu nanti saya akan minta pihak-pihak terkait untuk segera mengkaji lagi supaya tarif itu bisa diturunkan," kata Luhut dalam keterangan resminya, dikutip TribunAmbon.com, Senin (6/6/2022).
Wacana tersebut, kata Luhut, berada di tangan Presiden Joko Widodo pekan depan.
Ramainya reaksi publik terhadap wacana ini bagi Luhut merupakan bentuk tingginya kepedulian masyarakat terhadap Candi Borobudur sebagai warisan budaya yang dibanggakan Indonesia.
Ia pun berterima kasih atas hal itu.
Baca juga: Harga Tiket Candi Borobudur Rp 750 Ribu, Bandingkan dengan Tiket Wisata ke 7 Keajaiban Dunia
Saya sampaikan terima kasih kepada semuanya atas perhatian yang begitu besar kepada warisan budaya kebanggaan kita semua ini,” sambung Luhut.
Bersama pernyataan itu, Luhut memastikan kajian ulang hanya dilakukan terhadap tarif wisatawan lokal yang rencananya dinaikkan menjadi Rp 750 ribu.
Dengan demikian, kenaikan tarif untuk turis asing tak berubah, yani menjadi 100 dollar AS atau sekitar Rp1.400.000.
Begitu pula tarif untuk pelajar tetap sesuai rencana yang sebelumnya disampaikan, yakni Rp 5.000.
(TribunAmbon.com/Fitriana Andriyani, Kompas.com)