Jemaat Gereja Diusir Aparat

Warga Duga Pengusiran Jemaat oleh Prajurit Lanud Pattimura Berkaitan Masalah Sengketa Lahan

emaat Gereja Kategorial Negeri (Desa) Laha menduga pengusiran warga oleh aparat Lanud Pattimura berhubungan dengan kasus sengketa lahan.

Penulis: Fandi Wattimena | Editor: Salama Picalouhata
Istimewa
AMBON: Puluhan jemaat Gereja Kategorial Negeri (Desa) Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon diusir aparat Lanud Pattimura saat hendak ke gereja. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fandi Wattimena

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Jemaat Gereja Kategorial Negeri (Desa) Laha menduga pengusiran warga oleh aparat Lanud Pattimura berhubungan dengan kasus sengketa lahan.

Pengusiran tersebut pun dinilai sebagai intimidasi lantaran perkara perdata antara warga dengan TNI Angkatan Udara itu belum selesai.

“Ini merupakan imbas dari masalah yang pernah terjadi, kasus sengketa lahan,” kata salah seorang jemaat, Thea Samuel kepada TribunAmbon.com, Senin (16/5/2022).

Menurutnya, menjadi aneh warga yang akan ke gereja diusir hanya karena sepatu.

Apalagi sepatu yang digunakan jemaat sangat sopan dan layak.

Dia pun menegaskan tidak ada warga yang menggunakan sandal jepit.

Baca juga: Hanya Gara-gara Sepatu, Puluhan Jemaat Gereja di Ambon Diusir Aparat Lanud Pattimura

Baca juga: Lanud Pattimura Usir Jemaat Gereja Kategorial karena Pakai Sepatu Model Ini

“Saya menyesalkan kejadian itu,” cetusnya.

Dijelaskan, selama ini jemaat dengan atribut yang sama tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu ketika datang beribadah di gereja yang terletak dalam markas lanud.

Pengusiran jemaat menjadi kali pertama terjadi.

Apalagi, sejauh ini tidak pernah ada sosialisasi apapun terkait peraturan dinas dalam (PDB) oleh Lanud.

Diberitakan, puluhan jemaat Gereja Kategorial Negeri (Desa) Laha, Kota Ambon diusir aparat Lanud Pattimura saat hendak beribadah di gereja tersebut.

Kejadian berlangsung di depan markas Lanud, Minggu pagi.

Sementara itu, Komandan Lanud Pattimura Kolonel Pnb Andreas. A. Dhewo menyebut warga menggunakan sendal jepit sehingga diminta mengganti sepatu.

“Saat ke gereja pun, satu dua orang menggunakan sendal jepit, tapi ada yang membawa sepatu sehingga mereka mengganti. Ada juga sedikit simpang siur mengkategorikan sendal jepit itu seperti apa, jadi ada mis disitu. Kemudian ada yang memprovokasi dibilang kami tidak boleh beribadah, padahal sesungguhnya tidak,” jelasnya dalam jumpa pers, Minggu Sore. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved