Global
Tanggapan Sri Mulyani soal Aksi Boikot atas Rusia di Pertemuan G20 yang Dipimpin AS
Serangan Rusia ke Ukraina membayangi pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara paling maju di dunia G20.
Menurutnya, agar semua bisa pulih bersama dunia membutuhkan kerja sama yang lebih dan lebih kuat lagi.
"G20 masih ... forum utama bagi kita semua untuk dapat berdiskusi dan berbicara tentang semua masalah."
Selama pertemuan itu, Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire meminta delegasi Rusia untuk menahan diri dari menghadiri sesi tersebut, dengan mengatakan "perang tidak sesuai dengan kerja sama internasional."
G20 yang diketuai Indonesia tahun ini mencakup ekonomi besar seperti Amerika Serikat, China, India, Brasil, Jepang, dan beberapa negara di Eropa, termasuk Rusia.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menghadiri pertemuan itu secara virtual, dan "menyerukan kepada para mitra untuk menghindari politisasi dialog dan menekankan bahwa G20 selalu dan tetap menjadi format ekonomi utama," kata kementeriannya dalam sebuah pernyataan.
Para pejabat keuangan berkumpul di sela-sela pertemuan musim semi Bank Dunia dan IMF di Washington.
Meskipun ada gesekan, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan kerja sama global "harus dan akan terus berlanjut," Dia menekankan bahwa berbagai masalah yang ada di dunia saat ini "tidak dapat diselesaikan sendiri-sendiri." Georgieva, yang mengepalai sebuah lembaga dengan 189 anggota, mengatakan kepada wartawan: "Saya dapat menjamin fakta bahwa lebih sulit (penyelesaian masalah) ketika ada ketegangan, tetapi itu bukan tidak mungkin."
Kesengsaraan akibat utang
Pertemuan di Washington difokuskan pada bagaimana membantu ekonomi global pulih dari guncangan baru yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, yang telah mendorong harga makanan dan bahan bakar lebih tinggi.
Hal itu membuat IMF menurunkan prospek pertumbuhan global menjadi 3,6 persen untuk tahun ini.
Negara-negara Barat membalas serangan berdarah dengan sanksi yang dimaksudkan untuk merugikan ekonomi Rusia dan mengubahnya menjadi negara paria.
Presiden AS Joe Biden telah mengusulkan untuk mengeluarkan Rusia dari G20. Tetapi Mark Sobel, mantan pejabat Departemen Keuangan yang sekarang menjadi ketua Forum Lembaga Moneter dan Keuangan Resmi AS, mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada mekanisme yang jelas untuk menendang Moskwa keluar, yang pada berbagai tingkat didukung oleh China dan India.
"Saya pikir itu benar-benar menimbulkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana Anda akan mengelola pemerintahan global," katanya tentang ketegangan yang ada dalam pertemuan G20 ini.
Kesenjangan juga menjadi pertanda buruk bagi Kerangka Kerja Umum G20 yang dibuat selama pandemi, untuk membantu negara-negara yang berhutang banyak menemukan jalan untuk merestrukturisasi kewajiban mereka.
Sobel menilai langkah itu bisa "gagal" terutama ketika China dan kreditur sektor swasta menarik diri untuk berpartisipasi.
(Kompas.com / Bernadette Aderi Puspaningrum)