Emas di Gunung Botak
Penyisiran Gunung Botak, Djamaluddin; Bak Rendaman di Kali Anahoni Dipastikan Tidak Ada yang Tersisa
Paur Humas Polres Pulau Buru, Aipda M.Y.S Djamaluddin pastikan tidak ada lagi bak-bak rendaman di Kali Anahoni.
Penulis: Fajrin S Salasiwa | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Andi Papalia
NAMLEA, TRIBUNAMBON.COM - Paur Humas Polres Pulau Buru, Aipda M.Y.S Djamaluddin pastikan tidak ada lagi bak-bak rendaman di tambang emas Gunung Botak, pulau Buru.
Hal ini ditegaskan olehnya, saat pihak kepolisian menyisir kawasan tambang, tepatnya di Kali Anahoni, Desa Kaiely, Kecamatan Teluk Kaiely, Senin (21/2/2022).
"Waktu giat tersebut belum bisa dipastikan kapan selesai, kami akan melihat kondisi dan situasi terakhir, kalau masih ada bak-bak kami akan bersihkan," tegas Djamaluddin
Pantauan TribunAmbon.com, pukul 12:00 WIT, ada puluhan bak rendaman dan tenda milik penambang dimusnahkan aparat.
Ratusan penambang yang masih berada di area tambang pun dimintakan segera meninggalkan lokasi tersebut.
Seperti diberitakan, penyisiran tambang ilegal Gunung Botak, dipimpin langsung oleh Wakapolres Pulau Buru, Kompol Ruben Menteng Humbang Sihombing.
Baca juga: Speed Boat Tujuan Banda Ely - Maluku Tenggara Tenggelam, 5 Orang Meninggal
Baca juga: Polisi Bongkar Puluhan Bak Rendaman di Kali Anahoni Tambang Emas Ilegal Gunung Botak - Pulau Buru
"Hari ini kami Polres Pulau Buru melaksanakan kegiatan rutin, dimana kegiatan ini dipimpin langsung oleh Wakapolres Pulau Buru, Kompol Ruben Menteng Humbang Sihombing," ungkap Djamaluddin.
Menurutnya, semua aktivitas penambang di lokasi pertambangan ilegal itu akan bersihkan, karena diduga sudah mencemarkan lingkungan.
"Jadi langka-langka yang kita ambil yaitu, membongkar semua rendaman dan tenda-tenda yang ada di lokasi tambang ini," ujar Djamaluddin.
Dalam pembongkaran sejumlah bak rendaman itu, pihak kepolisian juga mengunakan satu unit alat berat.
"Kami menggunakan satu alat berat jenis wheel loader, karena pembongkaran tidak bisa digunakan dengan cara manual. Itu juga untuk menjaga keselamatan anggota, karena takut terkena bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan cianida," ucapnya.
Dirinya menyebutkan, ada sebanyak 50 anggota kepolisian dari Polres Pulau Buru, dan Polsek Weapo, yang terlibat dalam giat penyisiran. (*)