Bentrok di Pulau Haruku
Demo Berlanjut ke Polda Maluku, Massa Aksi Sesalkan Sikap Kapolda yang Dinilai Lamban Atasi Bentrok
Usai duduki Kantor Gubernur Maluku selama empat jam, massa aksi yang menyoal bentrok Pulau Haruku long march ke Polda Maluku, Senin (31/01/2022) siang
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Usai duduki Kantor Gubernur Maluku selama empat jam, massa aksi yang menyoal bentrok Pulau Haruku long march ke Polda Maluku, Senin (31/01/2022) siang.
Pantauan TribunAmbon.com di lokasi, demonstrasi yang dimulai sejak pukul 11.00 WIT itu berlangsung tanpa ricuh yang berarti.
Tak lama usai menyampaikan aspirasi, Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Nathaniel Orno menemui massa aksi dan mendengarkan tuntuntan dan pernyataan sikap mereka.
Sekitar pukul 15.00 WIT, demonstan yang menggunakan satu unit mobil pick up pun dikerahkan untuk merapat ke Markas Polda Maluku.
Tak hanya itu, massa aksi juga menggunakan seutas tali panjang untuk bersama-sama long march ke arah Polda Maluku dari Jalan Pattimura.
Mereka menduduki trotoar depan Polda Maluku untuk menyuarakan poin tuntutannya kepada Kapolda Maluku.
Baca juga: Temui Massa Aksi, Orno; Masih Koordinasi dengan Kemenkopolhukam, Kita Selesaikan Secara Terpadu
Baca juga: Soal Pertikaian di Pulau Haruku dan Buru, Kapolda: Polisi Harus Jadi Perekat Bangsa
Demonstran menilai, Kapolda Maluku dan jajarannya lamban dalam menangani konflik di pulau Haruku hingga harus menyebabkan kerugian materiil dan melayangkan nyawa manusia.

"Kami menyesalkan sikap Polda Maluku yang lamban dalam menangani kemungkinan konflik yang terjadi di Pulau Haruku, hingga menyebabkan kerugian-kerugian materiil serta korban jiwa," ujar salah satu orator dalam orasi singkatnya.
Selain itu, mereka meminta agar Polda Maluku dapat dengan cepat menangkap oknum-oknum tertentu yang menjadi dalang dari pembakaran rumah-rumah warga di Kariuw.
"Kapolda harus usut tuntas dan tangkap siapa saja yang menjadi otak intelektual pada konflik tersebut," lanjutnya.
Diketahui sebelumnya telah terjadi pertikaian antar warga Kariuw dan Ori di Kepulauan Haruku, Maluku.
Atas insiden tersebut dilaporkan telah mengorbankan 2 nyawa.
Hingga saat ini bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan kepada para pengungsi akibat konflik di Pulau Haruku.(*)