Nasional

Gelombang Tembus 748 Kasus dan Prediksi Capai Puncak pada Februari-Maret

Dari 748 kasus, 569 di antaranya merupakan PPLN. Sementara, 155 sisanya adalah transmisi lokal.

Editor: Adjeng Hatalea
Freepik.com
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron. 

Sementara, kasus aktif virus corona per 16 Januari mencapai 8.605 kasus. Angka ini terus menunjukkan kenaikan.

Dibandingkan data 1 Januari 2022 misalnya, jumlahnya naik 2 kali lipat. Saat itu, tercatat ada 4.399 kasus aktif Covid-19 di Indonesia.

Akan terus naik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa Jakarta bakal menjadi "medan perang" pertama Indonesia melawan varian Omicron.

"Sekitar 90 persen transmisi lokal (varian Omicron) terjadi di Jakarta," kata Budi dalam konferensi pers daring, Minggu (16/1/2022).

"Kita harus persiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan harus kita pastikan kita menang," lanjutnya.

Sebagaimana diketahui, kasus Omicron paling banyak ditemui di DKI. Dari total 748 kasus Omicron per 15 Januari 2022, 725 di antaranya berasal dari DKI.

Budi pun memprediksi, kasus Omicron akan mencapai puncaknya pada 35-65 hari sejak awal lonjakan.

"Indonesia pertama kali kita teridentifikasi (Omicron) pertengahan Desember, tapi kasus kita mulai naik awal Januari. Nah, antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan cukup cepat dan tinggi," kata dia.

Sejalan dengan Budi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan memprediksi, puncak gelombang Omicron akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Hal tersebut, kata Luhut, berkaca pada penularan varian ini yang terjadi di sejumlah wilayah di negara lain seperti Afrika Selatan.

“Beberapa yang kami amati, berangkat seperti kasus covid di Afsel, puncak gelombang omicron ini berada di pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” kata Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Minggu (16/1/2022).

Waspada, tunda perjalanan luar negeri
Merespons situasi ini, pemerintah mewanti-wanti masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Menteri Luhut mengimbau perusahaan untuk menerapkan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) selama dua minggu ke depan.

"Tapi kami mengimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya tidak perlu 100 persen yang hadir. Jadi diatur saja, lihat situasinya apakah dibikin 75 persen untuk dua minggu ke depan," kata Luhut.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved