Inspirasi Maluku
Mantan Kadis PUPR Maluku Tengah Kini Jadi Peternak Ayam Petelur, Beromzet Puluhan Juta
Pria kelahiran 1961 ini membuka usaha peternakan ayam petelur di Kawasan Kilo Meter Empat, Negeri Makariki, Kecamatan Amahai.
Penulis: Lukman Mukadar | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar
MASOHI, TRIBUNAMBON.COM – Banyak cara yang dapat dilakukan untuk tetap produktif di masa purnabakti, seperti yang dilakukan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Maluku Tengah, Yosman Pabisa.
Pria kelahiran 1961 ini membuka usaha peternakan ayam petelur di Kawasan Kilo Meter Empat, Negeri Makariki, Kecamatan Amahai.
Usahanya terhitung baru dirintis, yakni Januari 2021.
Namun, hingga kini telah menghasilkan omzet jutaan rupiah perhari.
“Kan sudah pensiun jadi cari kesibukan lain yang jauh dari latar belakang pendidikan kita, akhirnya saya memilih menjadi peternak ayam,” katanya kepada TribunAmbon.com, Jumat (22/10/2021).
Sebelum menjadi peternak ayam, Yosman mengabdikan dirinya sebagai ASN di kabupaten berjuluk Pamahanu Nusa itu kurang lebih 15 tahun.
Yosman sendiri baru saja pensiun pada Mei 2021 lalu.
Namun usaha ternak ayam petelur sudah ia siapkan jauh sebelum itu dengan nama Efrata Farm.
Baca juga: 3 Mall di Ambon yang Rusak Akibat Gempa Belum Diperbaiki, Pemkot Takut Bisa Bahayakan Pengunjung
Baca juga: Mahasiswa yang Ajak Demo Turunkan Jokowi Divonis 8 Bulan, Pengacara dan Jaksa Nyatakan Pikir-pikir
Alhasil, tepat satu bulan setelah ia resmi pensiun, ternakan yang ia rintis itu mulai menghasilkan.
Kini keuntungan yang ia dapatkan dari hasil ternaknya itu bisa dibilang lumayan. Dimana perbulan hasil bersih yang ia kantongi mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah.
"Hasilnya lumayanlah setiap hari bisa 1 sampai 2 ," ujar Pabisa.
Ia menjelaskan, modal pembelian anak ayam sebanyak 2000 ekor dengan membutuhkan modal Rp. 24.000.000.
Sedangkan kebutuhan pakan untuk pembesaran selama 2 bulan membutuhkan 2 kuintal pakan atau 4 karung dengan harga Rp300.000/karung.
"Pakan kita dapatkan kalau sampe di Masohi itu 6 ribu," jelas Pabisa.
Sehingga, kata dia, jika 4 karung pakan akan membutuhkan biaya sekitar Rp1.2 juta perbulan.
Ia menjelaskan bahwa ayam petelur jenis ayam Ras ini baru akan memproduksi telur di usia 18 sampai 19 Minggu atau sekitar 6 bulan.
"18 sampe 19 Minggu baru bisa bertelur," kata pria berdarah Toraja, Sulawesi Selatan itu.
“Keuntungan dari penjualan telur kita dari selama 4 bulan ini sudah lumayanlah,” sebutnya Yosman yang menyebutkan angka pasti dari total pendapatannya selama empat bulan produksi hasil.
Dijelaskan, agar keuntungan yang diraih besar, maka harus memproduksi dengan skala besar.
“Kalau ternak dalam jumlah banyak sudah tentu banyak juga hasilnya kan. Yang saat ini sekitar 2000 ekor,” jelasnya.
200 ekor ayam itu kini mamproduksi lima sampai 10 ikat telur perhari. Pundi pundi rupiah yang dikumpulkan pun tidak sedikit. Dimana perhari ia mampu mengumpulkan sebanyak Rp. 1.500 hingga 2 juta rupiah perharinya.
"Produksinya saat ini sudah lumayan sekitar 90 persen. Perhari itu ada sekitar 1.700 butir," jelas Pria tiga anak itu.
Jika kita kalikan pendapatan perhari sebanyak Rp. 2 Juta, maka mantan Kadis PUPR Maluku Tengah ini mampu mengumpulkan sedikitnya sekitar Rp. 60 juta perbulan dari hasil ternak ayam petelur tersebut.
Kini usahanya itu mulai bertambah dari 2000 ekor menjadi 3.500 ekor ayam. Dimana saat ini sudah bertambah lagi 1.500 ekor anak ayam tengah dipersiapkan untuk menambah stok ayam petelurnya itu.
"Yang anakan di dalam sana ada 1500. Jadi ini totalnya samua ada 3.500 ekor sekarang," terangnya menambahkan.
Untuk pemasaran telur ayam miliknya itu, Yosman dibantu sang anak dengan menjualnya secara langsung pedagang di pasar Binaya Masohi.
“Anak saya membantu penjualan,” tandasnya. (*)