Ambon Hari Ini

Pandemi Covid-19, Pendapatan Pedagang Jajanan Khas Maluku Turun 80 Persen

Pendapatan pedagang jajanan tradisional khas Maluku mengalami penurunan selama pandemi

Fandi Wattimena.
Pedagang jajanan khas Maluku di Jalan Tulukabessy, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Sabtu (4/9/2021). 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com Risman Serang

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Pendapatan pedagang jajanan tradisional khas Maluku mengalami penurunan selama pandemi.

Panganan lokal Maluku
Panganan lokal Maluku (TribunAmbon.com/ Fandi Wattimena)

Salah satu pedagang, Barca (51) menuturkan penurunan omset mencapai 80 persen.

“Biasanya, tiap hari dapat Rp 1 juta sampai Rp 3 juta. Namun saat pandemi pendapatan menurun, cuma Rp 200 ribu. Itu belum bersih,” tuturnya saat ditemui TribunAmbon.com di Jalan Tulukabessy, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Sabtu (4/9/2021).

Baca juga: RSUP Leimena jadi Pelanggan Premium, PLN Buatkan 2 Jaringan Listrik

Baca juga: Rencana Perampingan Trayek Angkot di Ambon, Sopir Jurusan Poka Minta Dipertimbangkan

Lanjutnya, penurunan disebabkan berkurangnya turis lokal maupun mancanegara yang datang ke Kota Ambon.

“Kebanyakan pembeli saya dari luar Ambon, seperti Jawa, Bali dan lainnya. Sekarang pandemi, turis sedikit bahkan tidak ada. Hanya pembeli lokal saja,” lanjutnya.

Barca hanya bisa berharap, pandemi dapat segera berakhir agar pemasukannya bisa kembali sedia kala.

"Pendapatan menurun tapi mau bagaimana kita bersyukur saja,” tambahnya.

Dari pantauan TribunAmbon.com di lokasi, ada tujuh lapak pedagang yang menjual berbagai jenis jajanan khas Maluku itu.

Jajanan yang dijual didapatkan dari Pulau Saparua seperti kenari, bagea, roti kanari, sagu lempeng, sagu tumbu, manisan pala, dan halua kanari.

Harga yang dijual pun bervariasi, mulai dari Rp15.000 sampai dengan Rp30.000 per bungkusnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved