Global
Blok Anti-Netanyahu Dijegal Parlemen, Gejolak Politik Israel Berlanjut
Ketegangan politik di Israel diperkirakan akan terus berlanjut hingga minggu depan, setelah Ketua Parlemen Israel menolak menjadwalkan pemungutan suar
Blok anti-Netanyahu mencakup tiga partai sayap kanan, dua sayap tengah dan dua sayap kiri, bersama dengan sebuah partai konservatif Arab. Bennett direncanakan akan menjabat sebagai perdana menteri Israel selama dua tahun ke depan di bawah kesepakatan koalisi "perubahan."
Kemudian Lapid akan mengambil alih setelahnya. Netanyahu telah mencoba untuk menggagalkan koalisi dengan menonjolkan pembelot sayap kanan, yang tidak nyaman bekerja dengan anggota parlemen sayap kiri dan Arab.
Kewaspadaan meningkat akan demonstrasi kemarahan oleh pendukung Netanyahu, termasuk protes di luar rumah beberapa anggota parlemen Yamina yang menuduh mereka "pengkhianat."
Keamanan telah ditingkatkan untuk beberapa anggota parlemen. Kepala badan keamanan internal Shin Bet Israel, Nadav Argaman, pada akhir pekan mengeluarkan peringatan publik yang langka terhadap "eskalasi parah dalam diskursus kekerasan dan hasutan" secara online.
Seorang juru bicara Shin Bet mengatakan kepada AFP bahwa pesan itu dimaksudkan untuk meredam "suasana umum."
Tetapi politisi anti-Netanyahu mentafsirkannya sebagai peringatan kepada perdana menteri.
Netanyahu menepis peringatan itu, dengan mengatakan "ada garis yang sangat tipis antara kritik politik dan menghasut kekerasan." Tetapi dia mengutuk hasutan dalam bentuk apa pun.
(Kompas.com / Bernadette Aderi Puspaningrum)