Kuti Kata Maluku

Kuti Kata; Gandong e, Mari Beta Gendong

Sebab gandong itu "beta tuh ale, ale tuh beta" (=saya adalah anda, anda adalah saya),

Editor: Fandi Wattimena
zoom-inlihat foto Kuti Kata; Gandong e, Mari Beta Gendong
Sumber; Pdt. Elifas Tomix Maspaitella
Panas Gandong Rumahkay Rutung 2020

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - "Katong dua, cuma satu, gandong e" (=kita berdua, hanya satu, gandong) maksudnya kita sudah menjadi satu.

Sebab gandong itu "beta tuh ale, ale tuh beta" (=saya adalah anda, anda adalah saya), diri saya adalah seutuhnya dirimu, dan dirimu pun seutuhnya diriku.

Karena "kalu iko batul" (=sesuai hal yang benar) "gandong tuh ade kaka satu papa satu mama" (=gandong adalah hubungan adik kakak yang lahir dari papa dan mama yang sama).

Jadi "hubungan darah langsung/hubungan darah kantal". Ini "seng bisa manyangkal akang" (=tidak bisa disangkali). Jadi bukan sekedar saling mengakui dan menerima, melainkan saling memiliki, "satu hati, satu rasa, satu darah".

Tagal itu, "gandong tuh bakusayang sampe mati/tanah tutu mata" (=saling menyayangi/mengasihi sampai mati).

Baca juga: Kuti Kata; Angka Syukur

Baca juga: Kuti Kata; Jangan Mau Jadi Jongos

Tidak ada hubungan yang sempurna dalam masyarakat kita, kecuali "gandong" (dan Pela).

Sebab itu "orang seng bisa manyangkal gandong. Coba la hener saru, la guntur pica dilangit" (=siapa pun tidak bisa menyangkali gandongnya.

Bila itu terjadi banjir menyeret dan petir menyambar dari langit).

Ungkapan ini mengandung makna, alam dan Tuhan pun jadi saksi dari ikatan gandong.

Sebab "dodomi" (=plasenta) itu ditanam di tanah, dan Tuhan "tau pas katong jadi" (=Tuhan tahu saat kita lahir).

Itulah sebabnya kita disebut pula "ana negri" (=anak negeri).

Jadi "manyangkal gandong" sama dengan "manyangkal mama pung hari barana" (=menyangkal ibu yang melahirkan kita pada hari kita lahir).

Sama artinya juga dengan "menyangkal tanah tampa potong pusa/negri/gunung tanah). Berarti "manyangkal Tuhan" (=menyangkali Tuhan).

Perilaku ini tidak boleh terjadi. "Manyangkal gandong" itu "pamali" (=suatu larangan) yang tidak boleh dilakukan.

Jadi bila ada orang yang "manyangkal gandong", ungkapan-ungkapan ini muncul sebagai respons kemarahan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved