Ambon Hari Ini

Dikeroyok Saat Demo, Mahasiswa Fisip Unpatti Alami Patah 6 Tulang Rusuk

Saat itu Ibrahim dan kawan-kawannya sedang melakukan aksi unjuk rasa Sidang Umum Mahasiswa (Sum) untuk memilih ketua dewan.

Dedy Azis
Seorang mahasiswa korban demo Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Pattimura (Unpatti) alami keretakan pada enam tulang rusuk, usai di keroyok massa. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Seorang mahasiswa korban demo Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Pattimura (Unpatti) alami keretakan pada enam tulang rusuk, usai di keroyok massa.

Hal itu diungkap oleh korban saat ditemui TribunAmbon.com, di kediamannya Desa Hitu, Kabupaten Maluku Tengah. Senin (3/5/2021) sore.

"Saya dikeroyok oleh segerombolan massa yang bukan dari Fisip," ujar Ibrahim Ruhunussa, Korban pengeroyokan saat demo Kamis, 29 April 2021 lalu.

Seorang mahasiswa korban demo Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Pattimura (Unpatti) alami keretakan pada enam tulang rusuk, usai di keroyok massa.
Seorang mahasiswa korban demo Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Pattimura (Unpatti) alami keretakan pada enam tulang rusuk, usai di keroyok massa. (Dedy Azis)

Saat itu Ibrahim dan kawan-kawannya sedang melakukan aksi unjuk rasa Sidang Umum Mahasiswa (Sum) untuk memilih ketua dewan perwakilan mahasiswa fakultas.

Baca juga: Begini Kronologi Yayasan Pelangi Maluku Dilalap Si Jago Merah

Baca juga: Pengguna Tembakau Sintesis Minta Keringanan Hukuman di Pengadilan Negeri Ambon, Alasannya Masih Muda

Melihat banyaknya massa yang bukan merupakan mahasiswa Fisip, temannya pun berbicara kepada seluruh mahasiswa yang bukan dari Fisip agar tidak berada di lingkungan Fisip.

Hal itu mereka lakukan agar tidak terjadi chaos dan unjuk rasa berjalan dengan baik dan tertib.

Namun muncul provokasi dari orang yang tidak dikenal hingga memancing emosi dari mahasiswa Fisip yang sedang melakukan aksi unjuk rasa.

Seorang mahasiswa korban demo Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Pattimura (Unpatti) alami keretakan pada enam tulang rusuk, usai di keroyok massa.
Seorang mahasiswa korban demo Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Pattimura (Unpatti) alami keretakan pada enam tulang rusuk, usai di keroyok massa. (Dedy Azis)

"Saat kami menghimbau mereka agar tidak berada di lingkungan Fisip, seseorang menantang massa, dan massa langsung emosi," kata dia.

Beruntungnya orang yang tidak dikenal itu pun langsung berlari. Namun beberapa saat kemudian, Tiba-tiba datang sekelompok orang yang bukan merupakan mahasiswa Fisip Unpatti.

Massa pun dikejar oleh gerombolan orang tak dikenal yang mengatasnamakan diri mereka dari suatu suku di Maluku.

Sontak, ibrahim dan kawan-kawannya pun lari berhamburan hingga masuk kedalam gedung fakultas.

Saat itu Ibrahim tengah berusaha melarikan diri dari chaos yang terjadi dengan memanjat pagar kampus, namun sayang, usahanya dihalangi oleh seorang security.

"Mereka datang lalu teman-teman saya lari, saya pun berusaha lari tapi saya di tahan oleh seorang security," kata dia.

Menurut keterangan Ibrahim, security itu mengatakan bahwa ia akan aman dan dilindungi olehnya.

"Dia bilang, saya akan aman dan dilindungi, tapi saya malah dikeroyok," ujar Ibrahim

Bukannya aman, Ibrahim justru di keroyok lebih dari sepuluh orang, hingga tak sadarkan diri.

Dampak pengeroyokan itu, Ibrahim mengalami 6 patahan dibagian rusuk kanan hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Tidak hanya itu, kepala belakangnya pun mengalami pendarahan hingga harus dilakukan pembersihan darah yang menggumpal pada bagian belakang kepalanya.

Beruntung nyawanya ibrahim masih bisa diselamatkan, karena diberi pertolongan pertama secara tradisional oleh keluarganya.

Kemudian ia dibawa ke salah satu rumah sakit yang berada di pusat Kota Ambon dan dirawat selama 2 malam.

Saat ini Ibrahim sedang menjalani masa pemulihan dari cedera yang dialaminya.

Pihaknya pun telah melaporkan aksi pengeroyokan itu, kepada pihak kepolisian sektor setempat.

Ibrahim juga menuntut, Universitas dan Fakultas bersangkutan agar membuat laporan kepolisian guna mengusut tuntas peristiwa pengeroyokan tersebut.

"Saya dan organisasi saya sudah membuat laporan, tapi belum ada perkembangan, saya harap universitas dan fakultas dapat melaporkan hal ini agar kami mendapat keadilan," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved