Ambon Terkini
Adonia Rerung Bantah Meninggalnya Anggota Brimob di Ambon Akibat Disuntik Vaksin AstraZeneca
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Maluku, dr. Adonia Rerung menyebut penyebab meninggalnya seorang Brimob Polda Maluku bukan karena usai menerima suntik
Penulis: Mesya Marasabessy | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Mesya Marasabessy
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Maluku, dr. Adonia Rerung menyebut penyebab meninggalnya seorang Brimob Polda Maluku bukan karena usai menerima suntik vaksin AstraZeneca.
Hal itu disampaikan Adonia saat dihubungi TribunAmbon.com, Minggu (4/4/2021).
“Kecil kemungkinan bahwa vaksin yang menyebabkan meninggal. Karena gejala yang muncul itu gejala usai vaksinansi pada umumnya,” ujar Adonia.
Sebelumnya, beredar kabar seorang anggota Brimob bernama Iptu Lourens Tenine meninggal lima hari setelah divaksin AstraZeneca.
Usai divaksin, almarhum mengalami beberapa gejala seperti, demam, mulut terasa pahit, dada dan lutut terasa sakit hingga tak bisa berjalan.
Kata Adonia, gejala usai divaksin yang dirasakan masih dalam kategori biasa.
Gejala yang sama, lanjut Adonia, juga dirasakan beberapa rekan iptu Lourens.
“Gejala akan hilang dalam satu atau dua hari hanya dengan minum paracetamol dan banyak minum air putih. Itu sebabnya tidak dirawat hanya dipantau di UGD dan rawat jalan,” tambahnya.
Baca juga: Kadinkes Maluku Sebut Brimob Meninggal Terpapar Covid-19 dan Hipertensi, Bukan Usai Divaksin
Baca juga: Personil Brimob Ambon Dimakamkan dengan Protokol Covid
Baca juga: Brimob di Ambon Meninggal Usai Divaksin, Roem Ohoirat: Belum Dapat Dipastikan Itu Penyebabnya
Hal itu berbeda jika gejala demam yang ditunggangi dengan penyakit lainnya lalu menyebabkan kematian.
“Ada risiko satu saja yang menyebabkan kematian yakni penyebab langsung,” sambungnya.
Lanjutnya, itu sebabnya penting di awal pemeriksaan apakah ada penyakit bawaan yang diderita calon penerima vaksin.
Jika itu tidak memenuhi persyaratan, maka tidak dilanjutkan ke meja penyuntikan.
“Sebabnya dibilang kalau ada penyakit lain dalam tubuh diseleksi penyakit mana yang tidak boleh divaksin. Karena bisa saja membangkitkan penyakit lain lalu bukan vaksinnya tapi menyebabkan munculnya gejala yang lain,” terangnya.
Belum diketahui penyakit bawaan apa yang diderita iptu Lourens, sambungnya.
Adonia menegaskan, kecil kemungkinan kematian seseorang diakibatkan oleh vaksin AstraZeneca.
"Yang saya paham kalau ternyata vaksin itu menyebabkan kematian pasti tidak diedarkan," pungkasnya.