Global

Ketegangan di Myanmar Semakin Tinggi, Hampir 40 Orang Tewas dalam Sehari

Setidaknya 38 orang tewas dalam ketika militer memadamkan protes di beberapa kota pada Rabu (3/3/2021).

Editor: Adjeng Hatalea
zoom-inlihat foto Ketegangan di Myanmar Semakin Tinggi, Hampir 40 Orang Tewas dalam Sehari
(AFP PHOTO/STR)
Para pengunjuk rasa memegang perisai buatan sendiri saat mereka berlari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada Tabu (3/3/2021).

Di kota utama Yangon, saksi mata mengatakan sedikitnya delapan orang tewas, tujuh diantaranya ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan beruntun di sebuah lingkungan di utara kota pada sore hari. "Saya mendengar begitu banyak tembakan terus menerus. Saya berbaring di tanah, mereka banyak menembak," kata pengunjuk rasa Kaung Pyae Sone Tun, (23 tahun) kepada Reuters.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Amerika Serikat (AS) "terkejut" dengan meningkatnya kekerasan. “Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mengevaluasi langkah-langkah yang tepat untuk menanggapi dan tindakan apa pun akan ditargetkan pada militer Myanmar,” tambahnya.

“Amerika Serikat telah menyampaikan kepada China untuk memainkan peran konstruktif di Myanmar,” kata juru bicara itu.

Uni Eropa mengatakan penembakan terhadap warga sipil tak bersenjata dan pekerja medis jelas melanggar hukum internasional.

Militer juga disebut meningkatkan penindasan terhadap media, dengan semakin banyak jurnalis yang ditangkap dan didakwa.

Di Monywa, enam orang tewas, Monywa Gazette melaporkan.

Yang lainnya tewas di kota terbesar kedua Mandalay, kota utara Hpakant dan pusat kota Myingyan. Save the Children mengatakan dalam sebuah pernyataan, empat anak termasuk di antara yang tewas, termasuk seorang bocah lelaki berusia 14 tahun yang dilaporkan Radio Free Asia ditembak mati oleh seorang tentara dalam konvoi truk militer yang lewat.

Tentara memasukkan tubuhnya ke truk dan meninggalkan tempat kejadian, menurut laporan itu.

ASEAN gagal membuat terobosan?

Kantor berita Myanmar Now melaporkan pasukan keamanan membubarkan protes di Yangon menahan sekitar 300 pengunjuk rasa, Video yang diposting di media sosial menunjukkan barisan pria muda, dengan tangan di atas kepala, masuk ke truk tentara saat polisi dan tentara berjaga. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut.

Gambar seorang wanita berusia 19 tahun, satu dari dua orang yang ditembak mati di Mandalay, menunjukkan dia mengenakan kaus bertuliskan "Semuanya akan baik-baik saja".

Polisi di Yangon memerintahkan tiga petugas medis keluar dari ambulans, menembak kaca depan dan kemudian menendang dan memukuli para pekerja dengan puntung senjata dan pentungan, video yang disiarkan oleh Radio Free Asia yang didanai AS menunjukkan.

Reuters tidak dapat memverifikasi video tersebut secara independen. Aktivis demokrasi Esther Ze Naw mengatakan kepada Reuters bahwa pengorbanan mereka yang meninggal tidak akan sia-sia. "Kami akan mengatasi ini dan menang," katanya.

Pada Selasa (2/3/2021), ASEAN gagal membuat terobosan dalam pertemuan virtual menteri luar negeri di Myanmar. Hanya empat anggota yang menyerukan seruan untuk menahan diri dan meminta pembebasan Suu Kyi dan tahanan lainnya. Yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura.

"Kami menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai dan konstruktif," kata ketua ASEAN, Brunei, dalam sebuah pernyataan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved