Mahasiswa Unpatti Terbunuh di JMP
Sebelum Menyerahkan Diri, Pelaku Utama Pembunuh Husin Sempat Pulang Kampung
Pelaku berinisial E.N itu menyerahkan diri ke polisi setelah tiga hari masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi di Ambon.
Penulis: Fandi Wattimena | Editor: Salama Picalouhata
Polisi memilih momentum pengumuman tersangka EN juga pascatercapainya ikrar damai antara perwakilan pemuda Eli-Elat (kelompok penyerang) dengan kerabat pemilik rumah Waiguruguru (korban penyerangan) dI Mapolreta Ambon, Minggu (14/2/2021) siang.
Polisi memang terkesan amat hati-hati dalam penyidikan ini.
Kematian Uceng terungkap ke publik, Kamis (11/2/2021) siang, setelah beredar di facebook dan instagram.
Adalah rekannya, Aswinda Nilamsari Rusli (25), karyawan PT Angkasa Pura 1 Bandar udara Pattimura Laha, yeng pertama kali melaporkan kejadian ini di Mapolsek Teluk Ambon, kawasan Bundaran Unpattim atau sekitar 700 meter dari lokasi kejadian, JMP.
Dari Winda, warga Negeri Laha Teluk Ambon, inilah terungkap kronologis pengeroyokan yang berujung kematian Uceng.
Winda adalah salah seorang teman Sein. Kabarnya, Winda membonceng di kendaraan Sein.
Baca juga: Almarhum Husein Suat Ratuanik Ternyata Juara I Putra The Natsepa 2017 Maluku
Baca juga: Sebelum Dibunuh, Mahasiswa Unpatti ini Sempat Tampil dalam Peluncuran Rumah Produksi Liar
Baca juga: Mahasiswa Unpatti Ambon Tewas Setelah Dianiaya di Kawasan Jembatan Merah Putih
Dari bahan keterangan tertulis kepolisian yang diperoleh TribunAmbon.com, terungkap awal insiden ini bermula saat Sein Ratuanik, pulang dari acara pegelaran musik peluncuran Rumah Produksi Literasi Belajar (Liar) di kawsan Lapangan Galunggung, Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Sesuai acara, sekitar pukul 02.30 WIT, korban bersama rekan-rekannya menjemput kawannya, Gibran Tualeka (17 tahun), di Perumnas Waiheru Blok 3, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.
Gibran adalah pelajar SMA Negeri 11 Ambon dan tercatat sebagai warga kawasan Kebun Cengkeh Perempatan.
Sebelumnya, mereka mendapat kabar bahwa seorang rekannya dipukul, di Waeheru, kawasan Baguala.
Kepada seorang aparat di kawasan Pangkalan Udara Pattimura, Winda bercerita Sein dan Aswinda boncengan.
Ada tiga kendaraan lain rekan mereka yang mengikuti dari arah Galunggung menuju Waiheru.
Namun karena tak menemukan pemuda yang memukul Gibran, Sein dan rekannya langsung pulang.
Nah dalam perjalanan pulang inilah mereka diteriaki beberapa pemuda yang mangkal di sekitar Jembatan LIPI, Kelurahan Poka.
Salah satu rekan korban berhenti.