2 Fakta Terbaru Sampel Sampah Plastik Ambon, Januari 110 Karung di Talake, Awal Februari 300 Truk
Pengerjaan drainase dalam kota harus bongkar dan itu banyak sendimentasi. Misalnya di jalan depan Pelabuhan Yos Sudarso saja katong (kita) angkut
Penulis: Fandi Wattimena | Editor: Nur Thamsil Thahir
1. Temuan Mencengangkan Aktivis Lingkungan Maluku Tahun 2019; Pendangkalan Teluk Ambon Karena Sampah
Tampak Teluk Ambon dari atas Jembatan Merah Putih, Senin (18/1/2021)
Temuan Mencengangkan; Aktivis Lingkungan Moluccas Coastal Care (MCC) Tahun 2019
SENDIMENTASI sampah di Teluk dan Jazirah Amboina, bukan tak sering disuarakan aktivis lingkungan .
Medio September 2019 lalu, komunitas Kalesang Pesisir Maluku atau Moluccas Coastal Care (MCC), mengungkap fakta mencenangkan.
Melalui ketuanya, Stefani T Salhuteru, Moluccas Coastal Care (MCC), mengkungkap terus menurunnya mutu trio-ekosistem laut di Teluk Ambon; Terumbu Karang, Palung, dan Mangrove atau pohon bakau.
“Ini belum termasuk biota laut khas Maluku, plankton yang hanya terlihat dengan mata yang masih normal.”
Sumber sampah di Teluk Ambon, misalnya berasal dari sampah rumah tangga urban yang dari tahun ke tahun membengkak dari 100 ribu tahun 1990-an menjadi 300 ribuan di dekade akhir 2010.
Sampah unorganik khususnya plastik ini bermuara ke laut melalui lima aliran sungai besar di Jazirah Ambon.
Diantaranya Wai Batu Merah, Wai Ruhu, Wai Tomu, Wai Batu Gajah, dan Wai Batu Gantong.
“Sampah terbanyak dari Pasar Mardika, dan Rumah Tiga.”

Data dan fakta itu hasil survei dan penelitian panjang komunitas MCC bersama LIPI, dan Fakultas Perikanan Unpatti.
Di Negeri Passo, Kecamatan Baguala, misalnya, termasuk kawasan “kantong sampah plastik terbanyak.”
Sekitar 5 meter perjalanan di pesisir pantai tersebut, pihaknya menemukan sekitar 60 jenis sampah.
Fakta mencengangkan lainnnya, kedalaman laut di Teluk Ambon selama berabad-abad kurang lebih 45 meter.
Namun dari hasil penerlitian LIPI di tahun 2016, terungkap level sendimentasi ketebalan sampah di dasar laut itu sudah mencapai tujuh meter.
Di Laha, sampah-sampah tak terurai aalam (unorganik) telah menutup ekosistem terumbu karang dan juga biota identik di desa tua itu. (*)