EKSKLUSIF : Rencana Wali Kota Ambon Tahun 2021, Kejar Pembangunan Ekonomi Kota Ambon

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy memastikan di tahun 2021 mengejar ketertinggalan pembangunan ekonomi Kota Ambon

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TribunAmbon.com/Insany
Berlari di sudut Kota Ambon 

Laporan Wartawan Tribunambon.com, Insany

TRIBUNAMBON.COM - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy memastikan di tahun 2021 yang tinggal dua bulan lagi, akan menjadi tahun untuknya mengejar ketertinggalan pembangunan ekonomi Kota Ambon.

Demikian karena sempat tersendat dengan adanya pandemi Covid-19. 

Harapan ini ia sampaikan dalam wawancara eklusif bersama TribunAmbon.com, di Balai Kota Ambon, Selasa (10 /11/2020). 

Awalnya ia bercerita saat corona mulai menyebar di Ambon.

Baca juga: Setelah RPH Daging Sapi Mardika Ambon Dipindah, Tahun Depan Giliran RPH Daging Babi

Wali kota mengaku kaget pertama kali mengetahui pandemi Covid-19 pada 22 Maret 2020 dinyatakan resmi di Kota Ambon

‘’Saya ingat persis karena saya sedang buka acara persidangan gereja, saat Pak  Syarif Hadler, Wakil Wali Kota Ambon menginformasikan kepada saya, saya sedikit syok, " jelasnya.

"Kenapa karena saya tahu persis bahwa masyarakat kita, baik pemerintah maupun aparatur lainnya tidak siap, apalagi masyarakat.

"Jadi ketika saya diinformasikan (covid) resmi masuk Ambon, saya sedikit syok, lalu saya informasikan hal itu ke publik dan viral dimana-mana,’’ ungkapnya.  

Saat itu lanjutnya sebagian orang mulai mempersiapkan diri namun ada juga yang cuek. 

‘’Ah ini gak mungkinlah, lalu dari situ ada pasien pertama, pasien kedua, pasien ketiga dan seterusnya, ‘’ kata Richard. 

Menurutnya rata-rata  mereka yang datang dari luar kota atau bekerja di luar kota dan kemudian terkontaminasi dengan keluarga akhirnya berkembanglah covid secara masif di kota ini. 

Wali kota dua periode ini menyebutkan sampai September sempat menembus 1200 orang yang terkonfirmasi. 

‘’Tapi atas kerja keras pemerintah yang didukung TNI/Polri maupun, pihak-pihak yang lain maka kondisi kota ini, sekarang semakin turun sudah bergerak dari zona merah ke zona oranye," katanya.

"Yakni dengan tingkat skor yang juga sudah cukup signifikan hingga menebus dua poin." 

Dia mengaku, terbuka kemungkinan mendapat kondisi yang lebih baik, terutama zona kuning. 

Halaman di sudut Kota Ambon
Halaman di sudut Kota Ambon (TribunAmbon.com/Insany)

‘’Tapi tidak berarti kita harus lemah karena kita tidak tahu sebab virus inikan tidak berwujud, oleh karena itu satu-satunya upaya kita adalah ikhtiar terus, ‘’katanya. 

Baca juga: Ambon Menuju Zona Kuning Covid-19, Wali Kota Perketat Pengawasan Protkes di Tempat Usaha

Penurunan  yang signifikan ini menurutnya karena pertama pemerintah kota tidak pernah absen melalui satgasnya,  menegakkan aturan sosialisasi prokes. 

‘’Pendekatan kita sama dengan BNPB yakni paralel system, selain pemerintah maka media juga memiliki peranan penting," tegasnya.

"Kemudian kampus, pihak swasta, dan masyarakat, ini lima komponen besar yang secara sinergis bekerja sama untuk bisa menekan dan karena itu sekarang rata-rata yang terkonfirmasi di bawah 10,’’cetus mantan pengacara ini.

Dirinya bahkan mengeluarkan Peraturan Wali kota (Perwali), namun menurutnya Perwali hanya sebagai payung hukum untuk mengimplementasi penegakan protokol kesehatan. 

’’Kita tidak bisa hanya duduk di belakang meja saja, tapi harus turun, setiap hari, satgas harus berada  di jalan untuk mengingatkan orang bahwa ini tidak main-main," ucap dia.

"Selain di jalan-jalan kita juga bergerak ke lingkungan pemukiman masyarakat bahwa ini harus diseriusi kerena bisa berdampak besar pada kehidupan kota terutama kehidupan manusia,’’tegas Richard. 

Waktunya Kejar Pembangunan

Richard mengaku tidak pernah menyangka dalam perjalanannya memimpin kota ini mengalami kondisi pandemi sehingga menyebabkan rancangan pembangunan terhambat.

‘’Terus terang saja saya tidak pernah berpikir bahwa dampak ekonominya begitu besar buat Kota Ambon," cetusnya.

"Ini tahun ke-8 saya memimpin kota ini, saya berharap sesuai dengan perencanaan implementasi visi misi ini, tahun ke-8 paling tidak sudah bisa mewujudkan begitu banyak lagi target-target pembangunanyang sudah kita desain, ‘’ungkapnya. 

Tapi, lanjutnya dari Maret sampai dengan sekarang, kebijakan nasional jelas harus konsentrasi atau refocusing seluruh pembiayaan  untuk menangani masalah Covid dan dampaknya ke masyarakat.

Hal itu menelan anggaran yang tidak sedikit.

Tapi memang kesehatan masyarakat jauh lebih penting. 

Karena itu menurut Richard, yang menjadi prioritas di tahun 2021 adalah percepatan pemulihan perekonomian rakyat dengan kebijakan-kebjikan yang tidak boleh kaku. 

‘’Ini masyarakat sudah sangat terpuruk sekarang saya mengambil kebijakan yang betul-betul secara bisa normatif bisa tidak suportif," terangnya.

Baca juga: Sempat Diprotes Warga, Jalan di Gadihu Kota Ambon Sudah Aman Dilewati 

"Misalnya Perda menyebutkan bisa dispensasi 20 persen tapi bisa saja saya mengambil kebijakan hingga 50 persen itu karena situasi."

"Supaya ekonomi rakyat berkembang jangan sampai ada PHK, tutup usaha karena akan jadi beban berat lagi buat pemerintah, ‘’paparnya. 

Richard mengakui daya tahan mental masyarakat Kota Ambon sudah tertempa. 

‘’Satu hal yang pasti kita sudah punya pengalaman yang luar biasa, pengalaman pertama adalah ketika kita menghadapi konflik kemanusiaan tahun 1999 dan saat ini adalah pengalaman kedua yang menurut saya sama beratnya dengan trauma 1999,’’ kata Richard. 

Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy bicara menuju zona kuning Covid-19
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy bicara menuju zona kuning Covid-19 (Kontributor TribunAmbon.com/Fandy)

Menurutnya  dengan pengalaman  ini masyarakat Ambon sudah terbiasa hidup dalam tekanan-tekanan.

Baik itu tekanan ekonomi, maupun tekanan-tekanan psikologi sosial. 

‘’Saya mengimbau supaya mari kita betul-betul mempusatkan perhatian kita untuk membangun kota ini kembali dengan berpegang kepada kondisi real dan informasi yang positif konstruktif," tegas dia.

"Jangan terpancing dengan informasi yang sifatnya distruktif karena tidak akan menguntungkan kita."

"Sudah waktunya selalu berpikir positif, jika ada hal yang sifatnya berbeda pendapat kurangi energi negatif dan mari kita dorong energi positif untuk mempercepat mengejar ketertinggalan kita, ‘’katanya mrngingatkan. (*) 

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved