Virus Corona

Catatan 6 Bulan Pandemi Covid-19: Hoaks yang Beredar hingga Teori Konspirasi yang Memperkeruh

Mengingat derasnya arus informasi di tengah era digital seperti saat ini. Bila tak hati-hati, seseorang dapat menjadi korban hoaks.

Editor: Fitriana Andriyani
freepik
Pandemi Covid-19 

Wiku mengingatkan figur publik agar berhati-hati dalam menyampaikan informasi seputar Covid-19.

"Sekali lagi saya ingatkan, para peneliti dan figur publik untuk perlu berhati-hati dalam menyampaikan berita kepada masyarakat," ujar Wiku dalam konferensi pers di Graha BNPB yang ditayangkan secara daring, Selasa (4/8/2020).

"Jangan sampai masyarakat yang sedang panik mencari jalan keluar sehingga memahami suatu hal secara tidak utuh dan tidak benar," lanjut dia.

Perparah penanganan Covid-19

Maraknya informasi yang belum dipastikan kebenarannya terkait Covid-19 dinilai mempersulit penanganan pandemi.

"Jadi hoaks dan teori konspirasi ini sangat, sangat, memperparah upaya penanganan pandemi menurut pandangan kami," kata Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho.

Ia menilai, berbagai hoaks terkait Covid-19 berdampak pada perilaku masyarakat.

Septiaji mengatakan, hoaks dan teori konspirasi dengan narasi bahwa pandemi hanya rekayasa menurunkan tingkat kepedulian publik sehingga menurunkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Selain itu, hoaks dan teori konspirasi juga dinilai membuat masyarakat curiga dengan tenaga medis maupun rumah sakit.

"Kita lihat ada beberapa kejadian penarikan jenazah paksa dari rumah sakit yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak percaya bahwa jenazah itu positif Covid," ujarnya.

"Ataupun dia menganggap bahwa ini adalah akal-akalan rumah sakit dan tenaga kesehatan untuk mendapatkan insentif atau uang," kata dia.

Dampak lainnya dari hoaks atau teori konspirasi terkait Covid-19 menurut Mafindo adalah intimidasi terhadap tenaga medis yang memberikan edukasi.

Septiaji mengatakan, intimidasi tersebut terjadi baik secara langsung maupun di media sosial.

Apa yang Harus Dilakukan?

Untuk mengatasi masalah tersebut, Mafindo menilai perlu adanya literasi digital bagi masyarakat. Septiaji menyarankan kegiatan sosialisasi sebuah teknik membaca di ranah digital yang disebut sebagai lateral reading.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved