Pengakuan Mahasiswi PSK Online: Kadang Saya Telat Bayar Kuliah, karena Kondisi Ekonomi Orang Tua

"Bapak ibu di kampung halaman belum bisa memenuhi kebutuhan saya di kota. Apalagi kadang saya telat bayar kuliah, karena kondisi ekonomi orangtua."

Editor: Fitriana Andriyani
independent.co.uk
Berdasar penelusuran Tim Tribunjateng.com, selain di Facebook ada juga aplikasi yang sering dimanfaatkan oleh para PSK menjajakan diri. Mereka menawarkan diri sendiri. 

"Lumayanlah untuk tambah-tambahan di sini. Tapi itu pun hanya di saat tertentu saja. Tidak rutin tiap hari," katanya.

Usai lulus kuliah, Bunga mencoba mencari pekerjaan ke berbagai tempat. Namun selang satu tahun, pekerjaan yang dia idamkan tak kunjung didapat. Karena frustrasi akhirnya Bunga mencoba jual diri di media sosial.

"Saya awalnya pilih-pilih. Tidak semua orang yang mengajak saya kencan, saya iyakan.

Cenderung pilih yang masih muda-muda. Soalnya masih takut kalau ada apa-apa. Setidaknya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar kos," jelasnya.

Dalam semalam, Bunga hanya membatasi maksimal dua pria orang hidung belang saja. Media yang dia gunakan untuk mejual diri yakni melalui aplikasi MiChat maupun Twitter.

"Saya masih tidak berani long time. Hanya sort time saja. Itupun eksekusinya di hotel tertentu, karena saya juga ingin jaga keamanan diri. Sekali ST (short time) saya tarif Rp 700 ribu maksimal durasi 1 jam.

Pembayaran juga saya lakukan saat ketemu atau COD, biar pelanggan tidak menganggap saya penipu," ujar wanita yang kini berusia 26 tahun ini.

Berjalannya waktu, akhirnya Bunga mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan di sebuah perusahaan swasta di Kota Semarang.

Jika dilihat dari penampilan, bunga sehari-hari tetap menggunakan pakaian sopan, tidak seronok.

"Jujur tidak ada yang tahu saya seperti ini. Termasuk orangtua saya juga.

Tapi sejak saya sudah kerja, agak mengurangi menjual diri di medsos. Itupun kalau saya lagi butuh uang tambahan atau enggak capek, baru mau booking out (BO). Apalagi saat ada corona, agak hati-hati," imbuh Bunga.

Bunga secara terus terang pernah ditawari oleh seorang pengusaha asal Semarang, untuk menjadi istri siri.

Namun ia tolak, karena Bunga berprinsip tidak ingin menghancurkan keluarga orang lain.

"Saya hidup enggak mau menyakiti orang lain. Tentu kalau tawaran itu saya terima, istri sahnya akan tersakiti. Memang sih saya akan dapat banyak materi dari dia. Tapi hati jadi enggak tenang," tegasnya.

Dirinya mengaku saat ini sudah jarang membuka layanan BO di medsos. Alasannya sederhana, karena dia kini sudah mendapatkan pekerjaan dan takut corona. Sehingga ia lebih memilih menghindarinya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved