Pengakuan Mahasiswi PSK Online: Kadang Saya Telat Bayar Kuliah, karena Kondisi Ekonomi Orang Tua
"Bapak ibu di kampung halaman belum bisa memenuhi kebutuhan saya di kota. Apalagi kadang saya telat bayar kuliah, karena kondisi ekonomi orangtua."
TRIBUNAMBON.COM - Selama pandemi covid-19 ini banyak dijumpai sejumlah perempuan menawarkan diri melalui media sosial.
Sebut saja di Faceboook, mereka membuat grup tersendiri yang berisi para wanita memajang foto-foto dan tarif "kencan".
Nama dan foto profile di grup itu tersamarkan sehingga hanya orang tertentu yang mengenalinya.
Berdasar penelusuran Tim Tribunjateng.com, selain di Facebook ada juga aplikasi yang sering dimanfaatkan oleh para PSK menjajakan diri. Mereka menawarkan diri sendiri.
Bukan "menjual" nama orang lain. Entah ada yang mengkoordinir atau tidak, belum diselidiki.
• Gadis di Bawah Umur Dipaksa Jadi PSK, Modus Awal Ditawari Jadi Pelayan Restoran dengan Gaji Besar
• Bisnis Prostitusi Tetap Jalan di Tengah PSBB Covid-19, Rupanya PSK Dijerat Utang Agar Tetap Bekerja
Operasional mereka sebagian menggunakan aplikasi Michat.
Istilah yang mereka pakai untuk menarik pengguna jasa (pria hidung belang) antara lain Valid, Hanya yang Serius, Siap BO, ST saja, stay hotel, nawar nggak logis auto blok, hanya teman tak lebih, Ready, Chat di Bandungan, Hargai profesi, Need Valid, dan sebagainya.
Tribunjateng berhasil mewawancarai PSK online yang dia tekuni dari mahasiswi hingga bekerja di perusahaan swasta.
Sejak menempuh pendidikan di sebuah universitas di Kota Semarang, Bunga (nama samaran), sudah mulai terbiasa melakukan hubungan badan di luar nikah.
Semula hal itu ia lakukan bersama pacar yang dikenalnya sejak semester 2.
• Lokalisasi Tanjung Batu Merah Ditutup, Pemkot Ambon Tanggung Biaya Kepulangan 52 PSK ke Daerah Asal
• Polisi Berhasil Menyegel Kafe Esek-esek di Gang Royal, Ditemukan Sejumlah Catatan Transaksi PSK
Namun lambat laun ketika ditinggal sang pacar, Bunga merasa perlu melampiaskan hasrat nafsunya kepada seseorang. Terlebih saat itu dia butuh duit.
"Bapak ibu di kampung halaman belum bisa memenuhi kebutuhan saya di kota. Apalagi kadang saya telat bayar kuliah, karena kondisi ekonomi orangtua.
Sempat malu dengan teman-teman. Makanya saya sempat ditawari teman untuk mencoba menjual diri. Tapi ajakan itu tidak langsung saya iyakan," ucapnya.
Bunga semula hanya berani melakukan VCS (video call sex) atau mengirim foto-foto bugilnya, kepada pria hidung belang yang dikenalnya melalui media sosial.
Sebagai gantinya, Bunga mendapatkan pulsa sesuai tarif yang sudah dia atur.