Pria dengan Kebotakan Disebut Beresiko Besar Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pria botak bisa berisiko lebih besar mengalami gejala virus corona (covid-19) yang serius.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
ISTIMEWA
Ilustrasi pria botak 

TRIBUNAMBON.COM - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pria botak bisa berisiko lebih besar mengalami gejala virus corona (covid-19) yang serius, menurut sebuah penelitian baru.

Dikutip TribunAmbon.com dari mirror.co.uk, seorang profesor bernama Brown Wambier dari Brown University melakukan dua penelitian di Spanyol yang menemukan bahwa sejumlah besar pria dengan kebotakan, banyak mengidap virus corona.

Dan dilarikan ke rumah sakit.

"Kami benar-benar berpikir bahwa kebotakan adalah alat prediksi keparahan kondisi tubuh yang sempurna."

Studi pertama menemukan 71 persen dari 41 pasien yang diperiksa dengan Covid-19 di rumah sakit Spanyol mengalami kebotakan.

Dengan tingkat latar belakang kebotakan untuk orang kulit putih, dan rentang usia pasien antara 31 dan 53 persen.

Studi kedua, yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology, menemukan 79 persen dari 122 pasien coronavirus pria di rumah sakit Madrid mengalami kebotakan.

Demo Tolak Tenaga Medis Lakukan Rapid Test di Ambon, Warga Bawa Tulisan: Hentikan Sandiwara Ini!

Seorang Wanita Hamil 9 Bulan Ditinggal Suami Tanpa Kabar, Tak Ada Uang hingga Harus Menahan Lapar

Sementara itu dikutip TribunAmbon.com dari Telegraph.co.uk, beberapa peneliti menyarankan kebotakan harus dianggap sebagai faktor risiko yang disebut "tanda Gabrin", setelah dokter AS pertama yang mati karena Covid-19 di Amerika Serikat, Dr Frank Gabrin, dirinya pun merupakan pria dengan kebotakan.

Data sejak awal wabah di Wuhan, Cina, pada bulan Januari 2020 telah menunjukkan bahwa pria lebih mungkin meninggal setelah mendapatkan coronavirus. 

Di Inggris, sebuah laporan minggu ini dari Public Health England menemukan bahwa laki-laki usia kerja dua kali lebih mungkin untuk mati setelah didiagnosis dengan Covid-19.

Sampai baru-baru ini, para ilmuwan tidak tahu mengapa hal ini terjadi, menunjuk pada faktor-faktor seperti gaya hidup, merokok, dan perbedaan sistem kekebalan di antara kedua jenis kelamin . 

Tetapi semakin mereka percaya itu bisa terjadi karena androgen, hormon seks pria seperti testosteron - dapat berperan tidak hanya dalam kerontokan rambut, tetapi juga dalam meningkatkan kemampuan virus corona untuk menyerang sel.

Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa pengobatan yang menekan hormon-hormon ini, seperti yang digunakan untuk kebotakan serta penyakit seperti kanker prostat, dapat digunakan untuk memperlambat virus, memberi pasien waktu untuk melawannya.  

"Kami pikir androgen atau hormon pria jelas merupakan pintu gerbang bagi virus untuk memasuki sel kita," kata Profesor Wambier. 

Selain percobaan yang sedang dibahas menggunakan obat kebotakan di AS, percobaan terpisah telah diluncurkan oleh Matthew Rettig, seorang ahli onkologi di UC Los Angeles, pada 200 veteran di Los Angeles, Seattle dan New York, menggunakan obat kanker prostat. 

5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Mungkin Tak Disadari, Termasuk Sering ke Toilet

Halaman
1234
Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Perang Melawan Tambang Ilegal

 

Menyelamatkan Bayi Baru Lahir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved