Pria dengan Kebotakan Disebut Beresiko Besar Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pria botak bisa berisiko lebih besar mengalami gejala virus corona (covid-19) yang serius.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
ISTIMEWA
Ilustrasi pria botak 

Ibu tiga anak, dari Hampshire ini mengatakan dia kemudian mulai mengalami Foggy Head.

"Awalnya saya merasa lelah, seolah-olah tidak punya pilihan selain pergi ke tempat tidur. Saya tidak punya batuk dan saya tidak demam."

"Tapi aku punya sensasi aneh tentang sesuatu yang berada jauh di dalam paru-paruku, hampir seperti menghirup bedak."

"Aku juga punya Foggy Head. Aku bahkan tidak bisa mengisi formulir dari sekolah anak-anak. Aku hanya ingin tidur."

5. Kelelahan

Gejala lain yang dilaporkan pasien coronavirus adalah perasaan sangat lelah sebelum gejala berkembang.

Menurut sebuah laporan dalam Journal of American Medical Association, hingga 44 persen dari mereka yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 melaporkan kelelahan dan kelelahan.

UPDATE Korban Meninggal karena Corona 8 April 2020: Amerika Serikat Hampir Tembus 13 Ribu Jiwa

Virus Corona masih mewabah di seluruh dunia, hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan adanya status pandemi global.

Hingga saat ini secara global jumlah kasus positif virus corona 1.436.335, kasus positif, pada Rabu (8/4/2020) sore pukul 16.04 WIB.

Data tersebut dilansir dari laman YouTube RoyLab Stats.

Dari data tersebut total keseluruhan secara global jumlah kematian sebanyak 82.304, sementara jumlah pasien yang sembuh sebanyak 310.392.

Sementara negara yang saat ini terdampak virus mematikan tersebut yakni sebanyak 212 negara.

Dan apabila dilihat per negara saat ini Amerikan Serikat ada di urutan pertama untuk jumlah kasus positif terbanyak, yakni 402.383 kasus.

Sedangkan di bawahnya ada Spanyol sebanyak 141.942, Italia 135.586, Perancis 109.069, dan Jerman 107.907.

Untuk jumlah korban meninggal karena corona, Italia menduduki urutan pertama, yakni sebanyak 17.127 jiwa.

Disusul Spanyol 14.045 jiwa yang meninggal, Amerika Serikat 12.935, Perancis 10.328, dan Inggris 6.159 jiwa.

Jumlah korban yang sembuh di China tertinggi sebanyak 77.290 orang, Spanyol 43.208 orang, Jerman 40.445, dan Iran 27.039 orang.

(TribunAmbon.com/Garudea Prabawati)
Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Perang Melawan Tambang Ilegal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved