Sudjiwo Tedjo Marah Besar Lihat Kerumunan di Bandara dan McDonald Sarinah: Agak Geli Melihatnya
Sudjiwo Tedjo mengaku marah besar setelah melihat banyaknya masyarakat yang melakukan kerumunan di tengah pandemi virus corona
TRIBUNAMBON.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku marah besar setelah melihat banyaknya masyarakat yang menimbulkan kerumunan di tengah pandemi virus corona dan juga penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo menyinggung soal kerumunan yang terjadi di McDonalds Sarinah, maupun yang terjadi di Bandara Soekarno Hatta belum lama ini.
Menurut Sudjiwo Tedjo, kondisi tersebut melanggar aturanphysical distancing dan jelas tidak mencerminkan adanya PSBB.

Sudjiwo Tedjo lantas merasa seperti tidak adil dengan apa yang sudah dirinya lakukan, termasuk masyarakat lain yang sudah tertib berada di rumah.
Dirinya mengaku hanya bisa bertahan di rumah, bahkan sampai rekamannya juga dilakukan di rumah.
"Ya di rumah saja, dua bulan di rumah saja saya enggak mau keluar," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Rekaman saya rekaman di rumah enggak mau di studio," imbuhnya.
"Makanya agak marah-marah kalau di bandara numpuk, di McDonalds numpuk orang," jelasnya.
• Dokter Tirta Tanggapi Selebgram Viral yang Lelang Keperawanan Demi Covid-19, Dapat Like Ribuan
• VIRAL Selebgram Indonesia Lelang Keperawanan Demi Covid-19, Lantas Beri Klarifikasi: Aku Mohon Maaf
Selain itu, dirinya mengatakan sampai tidak memperbolehkan menantunya untuk datang dengan alasan tidak lain adalah risiko penyebaran Corona tersebut.
Maka dari itu, ia merasa geram dengan masyarakat yang mendatangi penutupan McD Sarinah, yang sebenarnya bukan hal penting.
Termasuk kepadatan di Bandara Soetta yang kemungkinan besar merupakan para pemudik.
"Anak saya, menantu saya, saya larang datang ke sini yang di Bekasi," ungkapnya.
"Makanya agak geli juga melihat kerumunan di McD dan lain-lain," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit awal;
Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik: Budaya Bisa Diubah
Budayawan Sudjiwo Tedjo mendukung penuh kebijakan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait larangan tegas untuk tidak mudik.
Anies Baswedan sebelumnya meminta seluruh warga Jakarta untuk menunda mudik di tengah pandemi virus corona.
• Pemerintah Indonesia Gaungkan New Normal, Bagaimana Skenario untuk Aktifitas Pendidikan di Sekolah?
• 120 Tenaga Medis Bertugas 26 Mei 2020 di RSUP Dr. J. Leimena Ambon, Siap Tangani Covid-19
Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo mengakui bahwa mudik memang sudah menjadi budaya yang melekat pada masyarakat Indonesia.
Meski begitu, Sudjiwo Tedjo menyebut bahwa apa yang disebut sebagai budaya masih bisa untuk diubah.
Dengan begitu, artinya budaya mudik yang selalu dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran juga bisa diubah.
Pekerja seni itu juga mengaku telah mengubah budaya mudiknya untuk tidak pulang ke kampung halamannya di Jember dengan tetap bertahan di Tangerang.
Hal ini disampaikan Sudjiwo Tedjo dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (19/5/2020).
"Saya enggak setuju, yang enggak bisa diubah itu alam, kalau budaya itu (bisa)," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Termasuk kebiasaan pulang, saya setuju kata Pak Anies tadi, apa salahnya kita sekarang tidak pulang dulu," jelasnya.
• Viral Pemakaman Bayi Berusia 10 Hari PDP COVID-19, Ini Pesan Petugas yang Memakamkan pada Masyarakat
• Wali Kota Ambon Janji Warga yang Reaktif Rapid Tes, Keluarganya Dijamin Pemerintah Selama Karantina
Namun menurut Sudjiwo Tedjo, masyarakat akan dapat mengubah budaya jika memang mempunyai kesadaran dari dirinya pribadi masing-masing.
Ketika tidak disadari maka jelas mereka akan tetap melakukan berbagai upaya untuk tetap melaksanakan budayanya atau kebiasaannya.
"Kalau pulang itu menjadi adat, saya yakin adat bisa diubah, asal disadari," terang Sudjiwo Tedjo.
"Bagaimana kita mengubah kebiasaan, kalau kebiasaan itu tidak disadari, imbuhnya.
Lebih lanjut, penulis buku Tuhan Maha Asyik itu mencontohkan dengan kebiasaan sehari-hari.
Dirinya mengatakan baru berhasil mengubah cara mengosok gigi yang benar pada usia sekitar 50 tahunan.
Sedangkan sebelum-sebelumnya Sudjiwo tetap menggosok gigi dengan cara yang kurang benar.
Namun karena menyadari bahwa gosok gigi yang ia lakukan salah, maka kebiasaan yang sudah tertanam lama itu dapat diubah.
"Jadi, saya umur 57 tahun sekarang itu baru gosok gigi secara bener baru 7 tahun yang lalu," ungkapnya.
"Karena saya enggak sadar bahwa salah. Nah setelah sadar, 'Oh bisa diubah'," jelasnya.
Sudjiwo Tedjo lantas menyamakan hal itu seperti kondisi yang terjadi saat ini.
Menurutnya, mengubah budaya untuk tidak dulu mudik jauh lebih baik.
Ia juga menegaskan bahwa budaya sungkem juga bisa dilakukan dengan banyak cara, tidak harus bertemu secara fisik.
"Sungkem itu artinya apa sih takzim kan, intinya kalau disadari di dalam ketika keadaan semacam ini kan bisa digantikan enggak harus physical sungkem," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Merasa Tidak Adil, Sudjiwo Tedjo Ungkap Kemarahan Lihat Kerumunan di Bandara dan McDonald's Sarinah.