Kisah Insinyur Asing Rela Sejak Muda Hidup di Pedalaman Indonesia, Kelelawar & Monyet jadi Santapan
Seorang insinyur asing asal Norwegia memiliki kisah unik tersendiri di mana dirinya memiliki kehidupan di pedalaman Indonesia.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNAMBON.COM - Seorang insinyur asing asal Norwegia memiliki kisah unik tersendiri di mana dirinya memiliki kehidupan di pedalaman Indonesia.
Pria yang bernama Audun Amundsen (40) rela meninggalkan kehidupan modern dan berkecukupannya di Norwegia.
Padahal selama di Norwegia, dia telah tinggal di sebuah apartemen yang nyaman di kota Trondheim, dan memiliki pekerjaan bergaji tinggi sebagai insinyur.
Dilansir dari The Sun, di mana perusahaannya yakni di anjungan minyak di lepas pantai Skotlandia.
Dia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan berpetualang, pertama menuju ke India dan Nepal dan kemudian ke Indonesia untuk “pemanasan” dari iklim dingin Himalaya.
Lantas dirinya pun menggambarkan bagaimana ia keluar dari kehidupan modern dan pergi untuk hidup dengan suku di Indonesia, yakni di Pulau Sumatera.
Pertama kali tinggal bersama kelompok di wilayah tersebut yakni di Pulau Siberut, di lepas pantai paling barat Indonesia, ketika berusia 24 tahun pada 2004.

Bahkan dirinya pun bertahan hidup dengan monyet dan kelelawar untuk santapannya.
Ia mengatakan ia ingin keluar jalur dan pergi sejauh mungkin dari budayanya sendiri.
“Saya mendengar bahwa orang-orang tradisional ini tinggal di hutan di Pulau Siberut dan saya berkata, 'Wow, itu sangat menarik. Saya ingin melihat itu,” katanya kepada Travel MailOnline.
Perjalanan ke Pulau Siberut
Audun Amundsen pun mengatakan perjalanannya menuju Pulau Siberut.
• Tiga Eks Simpatisan Republik Maluku Selatan atau RMS Kembali ke NKRI
Dia melalui perjalanan sejauh 12 jam dengan perahu lusuh dari Padang, dan dirinya butuh seminggu untuk meyakinkan seseorang untuk membawanya ke pulau pedalaman tersebut.
“Ketika saya sampai di sana, seorang pria (masyarakat suku pedalaman) datang berjalan ke arah saya dan itu adalah momen yang sangat menarik.
"Untungnya dia tersenyum dan kita tidak bisa benar-benar berkomunikasi sebanyak itu tetapi kita menjadi teman."