Virus Corona

Italia Relakan Pasien COVID-19 Berusia di Atas 60 Tahun Meninggal, Ventilator Terbatas

Dr Peleg mengatakan departemennya memastikan pasien virus corona yang sakit parah bisa mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya.

Editor: Fitriana Andriyani
Miguel MEDINA / AFP
Sebuah pandangan diambil pada 20 Maret 2020 di Cremona, tenggara Milan, Italia menunjukkan petugas kebersihan dengan alat pelindung mendisinfeksi tempat tidur pasien di salah satu tenda dari rumah sakit lapangan yang baru saja beroperasi untuk pasien virus corona, yang dibiayai oleh LSM bantuan bencana Kristen evangelikal AS, Samaritan's Purse . Sepenuhnya operasional, struktur akan terdiri dari 15 tenda, 60 tempat tidur, 8 di antaranya akan berada dalam perawatan intensif. 

Pekerjaan di luar dihentikan, kecuali mereka yang bekerja di rumah sakit, jalan, dan kereta api.

Semua pasar juga ditutup.

Ilustrasi.
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 53.578 kasus telah dikonfirmasi di Italia. (Backgrid)

Melalui pidato di televisi, Conte memberikan pernyataan.

"Kami akan mengurangi fasilitas produksi di negara ini, tetapi kami tidak akan menghentikannya," ujar Conte.

Conte juga menggambarkan wabah Corona sebagai situasi terberat.

"Wabah virus Corona adalah krisis paling sulit setelah Perang Dunia II," imbuhnya.

Conte berjanji untuk memperketat lockdown nasional untuk melawan penyebaran infeksi.

Belajar dari Kasus Corona di Italia: Isolasi, Social Distancing Memang Perlu Dilakukan Lebih Awal

Tragedi yang terjadi di Italia; penularan super cepat dengan angka kematian yang tinggi, dijadikan sebagai peringatan dan pelajaran bagi tetangga Eropa dan Amerika Serikat, di mana virus datang dengan kecepatan yang sama.

Dari apa yang terjadi di Italia, langkah-langkah untuk mengisolasi daerah yang terkena dampak dan membatasi pergerakan populasi yang lebih luas perlu diambil lebih awal, diberlakukan dengan kejelasan dan ditegakkan dengan ketat.

Upaya Italia menahan penularan virus corona, dengan mengisolasi kota-kota terlebih dahulu, kemudian wilayah, kemudian seluruh negara, nyatanya masih kalah cepat dengan penyebaran virus.

"Sekarang kita sedang mengejar," ujar Sandra Zampa, sekretaris di bawah Kementerian Kesehatan, yang mengatakan Italia melakukan yang terbaik.

"Kami ditutup secara bertahap, seperti yang dilakukan Eropa; Prancis, Spanyol, Jerman. AS juga melakukan hal yang sama."

"Setiap kali ada yang ditutup, orang-orang menyerahkan sedikit kehidupan normalnya."

"Karena virus ini tidak memungkinkan kita hidup normal."

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved