Virus Corona

Italia Relakan Pasien COVID-19 Berusia di Atas 60 Tahun Meninggal, Ventilator Terbatas

Dr Peleg mengatakan departemennya memastikan pasien virus corona yang sakit parah bisa mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya.

Editor: Fitriana Andriyani
Miguel MEDINA / AFP
Sebuah pandangan diambil pada 20 Maret 2020 di Cremona, tenggara Milan, Italia menunjukkan petugas kebersihan dengan alat pelindung mendisinfeksi tempat tidur pasien di salah satu tenda dari rumah sakit lapangan yang baru saja beroperasi untuk pasien virus corona, yang dibiayai oleh LSM bantuan bencana Kristen evangelikal AS, Samaritan's Purse . Sepenuhnya operasional, struktur akan terdiri dari 15 tenda, 60 tempat tidur, 8 di antaranya akan berada dalam perawatan intensif. 

TRIBUNAMBON.COM - Seorang dokter asal Israel yang kini bekerja di rumah sakit Italia berkata staf medis tak lagi bisa memberikan ventilator kepada pasien yang berusia 60 tahun ke atas.

Dr Gal Peleg, yang bekerja di Parma, berkata mesin pernapasan buatan itu begitu terbatas sehingga penggunaannya harus dibatasi.

Dr Peleg mengatakan departemennya memastikan pasien virus corona yang sakit parah bisa mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya meskipun ada aturan karantina yang ketat, N12 mengabarkan via Daily Mail (22/3/2020).

Dr Gal Peleg
Dr Gal Peleg

Pada hari Minggu (22/3/2020) para menteri di Roma memutuskan untuk me-lockdown negeri, serta memerintahkan semua bisnis yang tidak penting di negara itu ditutup.

Update Virus Corona Ambon: Omset Pedagang Pasar Mardika dan Pengemudi Angkot Anjlok

Pemerintah akan Beri Insentif untuk Tenaga Medis yang Tangani Pasien COVID-19, Ini Besarannya

Tetapi meskipun Italia telah mengimbau social distancing, jumlah pasien meninggal dunia Sabtu (21/3/2020) meningkat dari 739 menjadi 4.825 secara nasional, menandai hari paling mematikan bagi sebuah negara dalam pandemi global sejauh ini.

BBC melaporkan, Lombardy menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak dari wabah.

Tercatat, 3.095 kematian berasal dari wilayah tersebut.

Anggota staf pencegahan epidemi di ruang gawat darurat rumah sakit Cotugno, Naples, Italia.
Anggota staf pencegahan epidemi di ruang gawat darurat rumah sakit Cotugno, Naples, Italia. (Backgrid)

Lantas, Presiden Lombardy, Attilio Fontana, mengumumkan langkah-langkah baru dalam sebuah pernyataan.

Fontana mengumumkan, baik individu maupun kelompok, dilarang untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga di luar.

Selain itu, warga juga dilarang menggunakan mesin penjual otomatis.

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, pun menyarankan hal serupa.

Dilansir Metro, Conte memerintahkan semua bisnis yang "tidak berkepentingan" untuk ditutup.

Update Virus Corona Ambon : Seluruh Destinasi Wisata di Maluku Ditutup Sementara

Pemkot Ambon Ancam Pedagang yang Timbun Barang serta Naikkan Harga Sembako Sepihak

Namun, dia tidak merinci bisnis mana yang dianggap penting.

Supermarket, apotek, kantor pos, dan bank akan tetap dibuka.

Transportasi umum juga akan terus berjalan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved