Viral Cuitan Iim Fahima tentang Istri: Bagaimana Bisa Berkembang jika Dikepung Tugas Domestik?
Iim Fahima menuliskan cuitan yang memperjuangkan ibu rumah tangga seharusnya digaji suami dan pekerjaan rumah dikerjakan suami.
Sehingga menurutnya, segala persoalan rumah hingga anak, sang suamilah yang bertanggungjawab.
"Jadi kalo ada anak yang ga bener, rumah kotor, makanan matang tidak tersedia, cucian kotor numpuk, anak kurang gizi ya itu tanggung jawab suami.
Jika ada bagian yang ngga beres di dunia, maka suami-lah yang akan dimintai tanggung jawab di akhirat kelak, bukan istri," tulisnya.
Iim Fahima menegaskan bahwa bayaran finansial kepada suami wajib diberikan untuk istri.
"Terkait soal bayaran finansial alias gaji pada istri yang menjalankan pekerjaan domestik.
Ngga usah lah kalian bertanya soal dalilnya mana, kecuali kalian kelompok orang yang malas berpikir," tulisnya.
Iim Fahima menjelaskan jika pembantu saja dibayar, mengapa istri yang derajatnya lebih tinggi tidak dibayar.
"Pakai logika aja, jika pembantu saja bekerja dibayar, kok bisa istri yang posisinya jauuuuuuh lebih tinggi dan terhormat, ngga dibayar?
Beberapa ulama bahkan menambahkan, istri setiap melahirkan dibayar pakai emas!," tulisnya.
Iim Fahima menegaskan bahwa pekerjaan istri sangat banyak.
Dari melahirkan, menyusui, jadi dokternya anak, psikolognya anak, guru, guru ngaji, tukang masak, beberes rumah, pakaian, supir
Jadi dihitung saja tuh berapa suami seharusnya membayar gaji istri.
"Dari melahirkan, menyusui, jadi dokternya anak, psikolognya anak, guru, guru ngaji, tukang masak, beberes rumah, pakaian, supir dll
dikerjakan oleh satu orang!," tulisnya.
"Banyak yang berkelit, “Lha itulah sebabnya ibu tuh ngga perlu dibayar, karena jadi istri/ibu itu pekerjaan mulia, bayarannya surga”.