Update Dampak Virus Corona, 565 Orang Meninggal Dunia, 1.208 Sembuh
Kamis (6/2/2020), jumlah pasien meninggal dunia karena virus corona mencapai 565 orang, jumlah pasien yang sembuh 1.208 orang.
Petugas medis juga menyatakan bahwa pria tersebut menderita diabetes dan sempat stabil sebelum tiba-tiba kondisinya memburuk.

• Benarkah Virus Corona Senjata Biologis China yang Tak Sengaja Tersebar? Ini Pendapat Para Ahli!
• Sebarkan Berita Hoaks tentang Virus Corona, Dua Pemilik Akun Facebook Ditangkap
China Perintahkan Kremasi Mayat dengan Cepat
Sebelumnya, kementerian urusan sipil di China memerintahkan kepada keluarga korban virus corona untuk mengkremasi kerabat mereka yang meninggal dunia.
Aparat sipil di China juga meminta mereka untuk mengadakan pemakaman yang sederhana demi menghentikan penyebaran lebih lanjut virus corona.
Terlebih lagi, mereka meminta agar pemakaman harus dilakukan dengan cepat untuk menghindari kerumunan dan pertemuan orang yang dianggap dapat semakin mempercepat penularan virus corona.
Jenazah korban tidak boleh dikuburkan atau dipindahkan ke daerah di mana orang tersebut meninggal.
Ini juga diharapkan agar acara persemayaman harus diadakan dengan 'cara yang sederhana' serta 'cepat'.
Hal ini dimaksudkan agar tidak ada kontak fisik yang dapat menularkan virus corona.
Oleh karena itu, mayat korban virus corona harus dikremasi sesegera mungkin.
Para staf yang menangani pemakaman juga harus mengenakan alat pelindung dan harus memeriksa suhu tubuhnya untuk menghindari risiko infeksi.

Penundaan Pernikahan
Tak hanya urusan kematian, sebuah otoritas pernikahan di China meminta sejumlah pasangan kekasih untuk menunda upacara pernikahan.
Lembaga yang mengurusi pernikahan ini tak mengizinkan sejumlah pasangan menikah dengan tujuan agar tidak terjadi kontak fisik yang dapat menjadi sebab penularan virus corona.
Gagalnya pernikahan sejumlah pasangan ini mengikuti semakin meningkatnya korban meninggal akibat virus corona di China dan seluruh dunia.
"Bagi para pasangan yang telah mendaftarkan pernikahan pada tanggal 2 Februari, diharapkan untuk menunda dan segera mengumumkannya kepada kerabat," tertulis dalam sebuah pernyataan lembaga urusan sipil di China, dilansir Daily Mail, Sabtu (1/2/2020).