Kronologi Murid Tusuk Guru karena Urusan Cinta: Terobos Masuk Kamar, WP Merintih

Inilah berita tekini update kasus murid tusuk guru di Bantul, kronologi sampai soal cinta dan kelainan

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Net
Ilustrasi penganiayaan. 

Menurutnya, ada beberapa cara yang dilakukan, diantarnya dengan menyisipkan pendidikan karakter ke dalam intrakurikuler.

"Masing-masing guru itu sebenarnya kan memiliki misi untuk menanamkan karakter kepada anak-anak melalui berbagai macam pelajaran masing masing yang diampuninya," terangnya

Selain itu, pendidikan karakter juga diberikan dengan cara kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah.

"Kemudian juga, dengan cara kegiatan kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya penanaman nilai-nilai pancasila di masing-masing sekolah di lima hari kerja itu. Kalau yang terjadi yang sekarang sifatnya kasuistik kemudian yang jadi masalah anak mudah tersulut emosional, kita harus benahi," katanya. 

Viral Video Cucu Tendang Kakek, Pelaku Diamankan Polisi, Akun Instagram Diduga Miliknya Diserbu

Kelainan?

Kasus penusukan oleh seorang siswa terhadap gurunya sendiri karena cintanya tidak terbalas terjadi karena pelaku memiliki kelainan.

Psikolog UGM, Prof Koentjoro Psikolog menjelaskan, biasanya kasus seperti itu terjadi pada orang yang pendiam.

Orang yang pendiam tersebut biasanya selalu memendam semua masalah yang dihadapinya hingga kemudian berkecamuk di dalam dirinya.

Jika sudah mencapai puncaknya, orang tersebut bisa melakukan segala cara.

"Rasa senang itu digambarkan di hati terus hingga akhirnya pada puncaknya. Yang perlu didata adalah apakah dia pernah mengungkapkan rasa cintanya, bagaimana mengungkap rasa cinta dan bagaimana dia ditolak. Apakah ditolak membuat dia sakit hati. Ini yang menjadi masalah," terangnya saat dimintai tanggapan terkait kasus penusukan siswa SMA terhadap gurunya sendiri karena permasalahan cinta tak berbalas.

Koentjoro memandang, siswa yang tega menusuk gurunya ini memiliki kelainan, dimana dia bisa merencanakan dan melakukannya seorang diri.

Menurutnya, ketika siswa tersebut dibiarkan dan tidak mendapatkan penanganan maka dia bisa menjadi profesional.

"Tapi kalau saya melihat anak ini ada kelainan, dari mana saya melihat, dia semuanya merencanakan seorang diri. Kemudian setelah itu tanya ada apa. Tapi dia teledor pisau dan hp-nya masih ada di tempat kejadian, itu yang membuat cepat terlacak. Ini tapi calon, kalau dia terlatih bisa jadi profesional, karena dia sudah bisa berpura-pura seperti itu," ungkapnya.

Lebih lanjut Koentjoro menyebutkan, seperti halnya teori yang dikemukakan oleh John Bowlby, bahwasanya manusia memiliki sifat ketika dia terikat dia ingin bebas, dan ketika dia bebas, dia ingin terikat. Masa-masa di usia 16 akhir merupakan masa dimana seseorang yang tadinya di usia 14, 15 dan 16 dia bebas sebebas-bebasnya, menjadi ingin memulai terikat.

Di dalam kasus ini, karena merasa mendapat afeksi dari gurunya dan di rumah dirinya tidak mendapatkan kasih sayang, maka dia salah mengerti antara kasih sayang seorang guru dengan kasih sayang anak muda.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Perang Melawan Tambang Ilegal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved