Kisah Haru Dua Ibu Korban Gempa Maluku Lahirkan Bayi, Satu di Hutan & Satunya Saat Gempa Susulan

Inilah kisah haru dua ibu korban gempa Maluku lahirkan bayi, satu di hutan satunya tanpa bantuan medis

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Dok Istimewa
Seorang pengungsi korban gempa bumi, Heny Tomia melahirkan bayinya di dalam tenda darurat di hutan dusun Wainuru, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, Jumat (4/9/2019). 

Windi melahirkan dalam kondisi sangat memprihatinkan di dalam sebuah gubuk berukuran 2x2 meter.

Atap gubuk tersebut terbuat dari daun sagu. Sementara dindingnya hanya dilapisi daun kelapa yang disusun seadanya.

Tak hanya itu, saat Windi melahirkan, kondisi cuaca sangat buruk.

Badai dan hujan lebat menerpa gubuk reyot.

Gubuk reot yang dijadikan tempat mengungsi Wa Ona Windi dan keluarganya di hutan Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Digubuk inilah Windi melahirkan bayi perempuannya, Kamis malam (3/9/2019).
Gubuk reyot yang dijadikan tempat mengungsi Wa Ona Windi dan keluarganya di hutan Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Digubuk inilah Windi melahirkan bayi perempuannya, Kamis malam (3/9/2019). (Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)

Saat melahirkan bayinya, Windi hanya dibantu oleh suaminya Onyong Saun dan beberapa keluarga dekatnya tanpa ada petugas medis.

Ayah Windi, La Sididi mengatakan, putrinya itu melahirkan bayinya pada Kamis (3/10/2019) malam.

Menurut dia, angin kencang disertai hujan deras yang mengguyur lokasi pengungsian membuat seisi gubuk tempat anaknya berteduh tergenang air.

“Saat itu hujan sangat kuat sekali, di dalam walang (tenda) air balandong (tergenang) semua,”kata La Sididi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2019).

Windi tidak bisa dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses persalinan dengan baik, lantaran jarak lokasi pengungsian dengan Puskesmas Kairatu sangat jauh.

Sementara itu, getaran gempa susulan yang terus dirasakan membuat Windi tidak bisa dibawa ke Puskesmas terdekat.

Masih Terjadi Gempa Susulan Gempa Ambon 1.044 Kali, Grafik Turun Warga Jangan Terpancing Isu Tsunami

“Jadi sama sekali tidak ada bantuan medis. Puskesmas juga jauh, sekitar 10 kilometer dari lokasi pengungsian, jadi kita pasrah saja,” ujar La Sadidi.

Meski demikian, Windi mampu bertahan dan akhirnya melahirkan bayinya dengan selamat.

”Alhamdulilah cucu saya lahir dengan selamat, seorang perempuan,”kata La Sadidi.

Dievakuasi saat gempa susulan

Hingga saat ini, warga di Kairatu, Seram Bagian Barat, masih terus merasakan getaran gempa susulan yang cukup kuat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved