Pertanyaan Presiden BEM UGM Tentang Razia di Restoran Haram, Moeldoko: Aparat Juga Manusia Bung

Pertanyaan lantang Presiden BEM UGM kepada Moeldoko tentang razia mahasiswa di restoran

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Youtube Kolase Youtube @Najwa Shihab
Presiden BEM UGM sebut Moeldoko dan Fahri Hamzah kudet 

"Dan tadi Pak Moeldoko menyampaikan, demo bukan haram, oke demo bukan haram."

"Tapi kok temen-temen kita sedang ditahanin kepolisian, bahkan ada yang makan di suatu restoran kena sweeping (razia) gitu, katanya enggak haram?," singgungnya

Moeldoko menjelaskan hal itu terjadi lantaran sisi psikologis dari aparat keamanan.

Bamsoet Diundang ke Mata Najwa Temui Mahasiswa, Najwa Shihab: Jangan Khawatir, Tak Ada Gas Air Mata

Biasanya itu terjadi lantaran tensi petugas yang awalnya normal bisa meningkat jika demo tak kunjung selesai.

"Situasi psikologi baik itu pelaku demo maupun pelaku aparat. Situasi awalnya fresh, begitu kena matahari mulai lapar, mulai haus terus dan seterusnya, tuntutannya belum ada keputusan maka tensi meningkat," jawab Moeldoko.

"Tensi meningkat menyebabkan uncontroll (tidak terkontrol) sehingga pada jam-jam terntentu, titik kulminasi itulah mulai terjadi, situasi yang enggak bagus."

"Sama dengan begitu, aparat juga manusia Bung bukan Dewa, dia juga titik punya kulminasi," jelas Moeldoko

Lihat videonya mulai menit ke-4:11:

Minta RKUHP Ditolak, Bukan Ditunda

Sehari sebelumnya, Presiden Mahasiswa BEM KM UGM M Atiatul Muqtadir mengungkapkan para mahasiswa tidak menginginkan penundaan pengesahan Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Revisi Undang-Undang (RUU) Pemasyarakatan.

Hal itu disampaikan Muqtadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (24/9/2019).

Muqtadir mengatakan, saat mendengar presiden menunda pengesahan RKUHP dan RUU, dirinya mengaggap kata tunda itu adalah bahasa politik.

"Kalau kita lihat sebenarnya, kalau saat (sidang) paripurna itu adanya tolak atau terima gitu enggak ada tunda," ujar Muqtadir.

"Jadi ketika itu disampaikan tunda, apalagi kalau baca beritanya itu ditunda tiba-tiba ada steatmen," kata Muqtadir.

"Ya kan kita masih punya masa waktu paripurna sampai 30 September, padahal mahasiswa enggak ingin ditunda, mahasiswa itu pengen tolak," sambungnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved