Kabar Pembantaian KM Mina Sejati: 21 Masih Hilang, Diterjang Ombak 4 Meter, hingga Identitas

Kabar terkini tentang 21 korban pembantaian KM Mina Sejati, mnasih hilang misterius hingga diterpa ombak 4 meter

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha | Editor: Fitriana Andriyani
Kompas.com/Rahmat Rahman Patty
Kabar terkini tentang 21 korban pembantaian KM Mina Sejati, mnasih hilang misterius hingga diterpa ombak 4 meter 

TRIBUNAMBON.COM - Sebanyak 21 orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Mina Sejati belum diketahui nasibnya sampai saat ini.

Puluhan ABK yang terlibat dalam insiden pembantaian KM Mina Sejati pada 17 Agustus 2019 pekan lalu itu hilang.

Hari ini, Rabu (28/8/2019), tim pencarian dan pertolongan atau SAR tengah melakukan operasi.

Inilah kabar terkini pembantaian KM Mina Sejati yang dirangkum TribunAmbon.com dari berbagai sumber.

Ramalan Zodiak Besok Kamis 29 Agustus 2019, Gemini Ingin Jatuh Cinta, Scorpio Introspeksi Diri

Dihampiri Penonton Lansia, Yuni Shara Lakukan Ini saat Pundaknya Disentuh

21 ABK Hilang Misterius

Diberitakan Kompas.com, dua jasad ABK KM Mina Sejati yang diduga merupakan korban pembantaian di atas kapal tersebut ditemukan di perairan Laut Aru, Maluku, Senin (26/8/2019).

Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolof Bormasa mengatakan, dua jenazah berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan oleh tim gabungan dari Polres Kepulauan Aru bersama personel Dit Polair Polda Maluku dan juga Angkatan Laut Aru tak jauh dari lokasi tenggelamnya KM Mina Sejati di perairan Kepulauan Aru.

Seorang ABK KM Mina Sejati dengan kepala diperban
Seorang ABK KM Mina Sejati dengan kepala diperban (Kompas.com/RahmatRahman Patty)

“Jadi tim yang menemukan dua ABK itu adalah tim pertama yakni dari Polres Aru, lalu tiga personel dari Dit Polair Polda Maluku dan juga dua personel dari TNI AU,” kata Adolof saat dihubungi Kompas.com, Senin 26/8/2019) malam.

Adolof mengatakan, kedua jenazah tersebut telah dibawa ke Dobo, Kepulaauan Aru menggunakan KM Panambulai milik pemda setempat.

Kapal itu juga yang digunakan tim gabungan untuk melakukan pencarian korban KM Mina Sejati.

Kedua jenazah tiba sekira pukul 23.00 WIT di Pelabuhan Yos Sudarso Dobo.

Adolof memastikan dua jenazah yang ditemukan itu adalah ABK KM Mina Sejati.

Sebab, pihaknya telah memanggil sejumlah ABK yang selamat untuk melihat dua jenazah tersebut. Para ABK mengenali dua jenazah itu.

“Kita panggil mereka (ABK) untuk lihat dan mereka kenali dan mereka langsung bilang oh yang ini namanya si A dan ini si B. Jadi clear itu ABK KM Mina Sejati,” ujarnya.

Dengan ditemukannya dua jenazah tersebut, maka ABK KM Mina Sejati yang masih dinyatakan hilang sebanyak 21 orang.

Diterjang Ombak 4 Meter

Allah Lebih Sayang Kamu dan Papamu, Firasat Pacar Dana, Anak yang Dibakar Bersama Ayah Dalam Mobil

Acara TV Hari Ini Rabu 28 Agustus 2019: He Who Dares di TransTV, 3 Laga Liga 1 2019 Live Indosiar

Masih dari Kompas.com, anggota Tim SAR Pos Tual yang dikerahkan untuk mencari 21 penumpang KM Mina Sejati yang hilang di laut Aru, Maluku batal melakukan misi pencarian.

KN Bharata yang mereka tumpangi diterjang ombak setinggi 4 meter saat berada di perairan Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Anggota Tim SAR Pos Tual bertolak dari Pelabuhan Tual pada Selasa (27/8/2019) malam sekitar pukul 22.00 WIT.

Namun, setelah dua jam berlayar, mereka diterjang gelombang tinggi dan akhirnya kembali ke Pelabuhan Tual.

“Tim kembali setelah dihantam gelombang tinggi 3-4 meter di Laut Kei, jadi kita tidak lanjut lagi ke lokasi pencarian karena cuaca buruk dan gelombang yang sangat tinggi,”kata Kepala Basarnas Ambon, Muslimin kepada Kompas.com, Rabu (28/8/2019).

Dia mengungkapkan, sehari sebelumnya, tim gabungan SAR Pos Tual bersama anggota KPLP Tual juga tidak bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi pencarian karena Kapal KN 364 milik KPLP yang ditumpangi juga diterjang gelombang tinggi.

“Tim gabungan SAR Tual dan KPLP Tual juga tidak bisa kembali karena gelombang sangat tinggi,”kata Muslimin.

Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019).
Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019). (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)

Menurut Muslimin, selain cuaca yang buruk, jarak tempuh ke lokasi pencarian korban juga membutuhkan waktu yang sangat lama yakni lebih dari 6 jam perjalanan.

“Jaraknya dari Tual itu 104,76 mil jadi kalau kita gunakan KN Bharata itu waktu tempunya paling cepat 6 jam,”katanya.

Meski terkendala cuaca buruk di laut, namun Muslimin mengatakan pihaknya akan tetap kembali melakukan operasi pencarian terhadap ABK KM Mina Sejati yang menjadi korban pembunuhan tersebut.

“Mungkin besok (hari ini, Red) ya saya akan ke Tual dan kita akan lanjutkan pencarian lagi, nanti kita akan gunakan KN SAR Bharata,”ujarnya.

Dari informasi yang diterima, saat ini tim yang masih berada di lokasi pencarian adalah tim dari Polairud Polda Maluku bersama TNI AL dari Lanal Tual.

Operasi pencarian para korban pembunuhan di KM Mina Sejati kembali dilakukan tim SAR setelah tim dari Polres Kepulauan Aru dan TNI Al menemukan dua jasad ABK KM Mina Sejati di lokasi pencarian pada Senin dua hari lalu.

Kerahkan Pesawat

Jawaban Polisi Soal Gubernur Papua Lukas Enembe Ditolak Masuk Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya

Prakiraan Cuaca Ambon dan Sekitarnya Hari Ini Rabu 28 Agustus 2019: Saumlaki Cerah Berawan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengerahkan satu unit pesawat untuk membantu proses pencarian 18 anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati dan tiga pelaku pembantaian yang masih dinyatakan hilang di peraiaran laut Aru, Maluku.

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa mengatakan, pesawat yang dikirim KKP untuk membantu operasi pencarian ABK KM Mina Sejati itu rencananya akan tiba di Tual hari ini, Rabu (28/8/2019).

“Saat ini kita lagi menunggu pesawat yang dikirim dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, dari Ibu Susi. Hari ini sudah tiba di Tual,” kata Adolof saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon selulernya, Rabu.

Adolof mengatakan, setibanya hari ini pesawat tersebut selanjutnya akan mulai bergerak untuk membantu proses pencarian lewat udara pada Kamis besok.

Menurutnya, pesawat itu akan mengangkut tim gabungan dalam misi pencarian lewat pemantauan udara.

“Besok, pukul 11.00 WIT pesawat sudah bergerak menyisir lokasi penacarian dari udara. Jadi besok itu semua tim SAR gabungan akan ikut,” katanya.

Dia menambahkan, operasi pencarian dengan pesawat melalui pantauan udara akan sangat efektif untuk membantu proses pencarian para korban.

“Pencarian dengan pesawat lewat pantauan udara tentu akan lebih baik dan sangat maksimal, sehingga kita harapkan upaya ini akan membuahkan hasil,” katanya.

Pengakuan Korban Selamat

Salah seorang anak buah kapal (ABK) KM Mina sejati yang selamat dari pembantaian mengisahkan perjuangannya untuk tetap hidup.

Slamet alias Pak De (55) tetap memilih melompat ke laut meski dicegat oleh Ferry Dwi Lesmana, salah satu pelaku pembantaian di atas KM Mina Sejati.

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa kepada Kompas.com, Senin (26/8/2019), mengatakan Slamet tetap memilih terjun ke laut karena dia ingin tetap hidup dan menemui anak dan cucu-cucunya.

“Saya ingin tetap hidup, ada banyak anak dan cucu-cucu saya dan saya ingin menemui mereka,” kata Adolof meniru ucapan Slamet saat dicegar Ferry,

Adolof mengungkapkan, saat itu Ferry sempat menanyakan alasan mengapa Slamet  yang terakhir kali terjun ke laut itu memilih untuk tetap mengikuti 12 ABK lainnya yang sudah terlebih dahulu melompat ke laut.

Menurut Adolof karena tidak mampu mencegah Slamet, Ferry akhirnya memberikan pelampung dan juga sejumlah uang kepada ABK tersebut sebelum akhirnya dia menceburkan diri ke laut.

“Setelah menariknya, Ferry mengatakan ke Slamet, 'Kamu mau turun? Kamu punya bekal apa?, kamu punya uang? Lalu dijawab Slamet tidak punya tapi saya lompat saja tidak apa-apa siapa tahu ada yang lewat dan bisa membantu saya,” ungkap Adolof meniru percakapan Slamet dan Ferry.

Slamet sendiri, kata Adolof, memiliki hubungan baik dengan Ferry selama di atas kapal tersebut, sehingga saat hendak melompat, Ferry sempat memberikan pelampung dan sejumlah uang.

“Slamet ini berhubungan baik sama Ferry selama di atas kapal,” ujarnya.

Insiden pembantaian terjadi melibatkan anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati yang tengah berlayar di Laut Aru, Maluku, pada Sabtu (17/8/2019).

Melansir Kompas.com, pembantaian di KM Mina dilakukan oleh 3 anak buah kapal.

Saat berlayar, KM Mina mengangkut 36 orang, termasuk ABK, nakhoda, dan 3 ABK yang menjadi pelaku pembantaian.

Dalam insiden berdarah tersebut, 7 ABK tewas, 11 selamat, dan 23 hilang.

Berikut runtutan insiden berdarah di KM Mina tersebut:

- Saat berlayar, KM Mina mengangkut 36 orang, yakni 1 nakhoda dan 35 ABK yang 3 di antaranya 3 pelaku pembajakan.

- Tiga pelaku membantai rekan sesama ABK.

Berdasarkan keterangan ABK yang selamat, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Aru, Letkol Laut Suharto Silaban mengungkapkan 3 ABK membantai rekannya saat masih tertidur.

“Jadi, mereka (ABK) begitu bangun, teman-temannya sudah dibunuh,” kata Silaban, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/8/2019).

Dari keterangan yang diperoleh, sebagian ABK baru mengetahui kejadian itu setelah bel di dalam kapal berbunyi.

“Bunyi bel itu tanda waktu bekerja, tapi begitu bel dibunyikan ada yang sudah dibunuh, jadi ada perlawanan juga,” kata dia.

23 ABK Karam Bersama Kapal? Basarnas Hentikan Pencarian Korban Pembantaian KM Mina Sejati

- Saat pembantaian terjadi, sebanyak 13 ABK berusaha menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.

Namun naas, 2 dari 13 ABK tersebut tewas dalam upaya penyelamatan diri.

Sehingga jumlah ABK yang selamat dalam upaya tersebut adalah 11 orang.

- ABK yang menceburkan diri ke alut tersebut akhirnya diselamatkan oleh KM Gemilang Samudera dan KM Terus Jaya yang sedang berlayar di sekitarnya.

Melansir Tnial.mil.id, ABK yang diselamatkan tersebut, di antaranya 11 selamat dan 2 tak bernyawa.

Kemudian, ABK yang diselamatkan oleh KM Gemilang Samudera dan KM Terus Maju dievakuasi oleh KRI Teluk Lada.

KRI Teluk Lada berhasil mengevakuasi ABK KM Mina ke Dobo, Kepulauan Aru, Maluku pada Selasa (20/8/2019).

Namun, karena cuaca yang sangat buruk, KRI Teluk Lada hanya berhasil membawa 8 ABK yang selamat.

Sementara itu, 3 ABK yang selamat dan 2 jenazah ABK masih tertinggal di KM Gemilang Samudera.

“Jadi ini masih ada tiga ABK KM Mina Sejati yang masih berada di kapal Gemilang Sejahtera,”ujar Koko Rianto, perwakilan perusahan pemilik KM Mina Sejati saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/8/2019).

TERKUAK Penyebab Pembantaian ABK KM Mina Sejati, Bermula dari Perselisihan hingga Aksi Saling Bunuh

Kemudian, 3 ABK dan 2 jenazah ABK berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Yos Sudarso, Dobo, pada Rabu (21/8/2019).

Dua jenazah ABK korban pembantaian itu diketahui bernama Wahidin dan Masrohin.

Delapan ABK KM Mina Sejati yang sebelumnya telah tiba di Dobo, sementara ditampung di Pangkalan TNI AL Aru untuk menjalani pemeriksaan.

Menurut Silaban, jika dalam pemeriksaan nanti, delapan ABK tersebut terbukti terlibat dalam tindak kriminal, maka pihaknya akan menyerahkan para ABK tersebut ke polisi untuk diproses hukum lebih lanjut.

“Kalau nanti mereka terbukti terlibat tindak pidana, akan kita serahkan ke penyidik Polres Kepulauan Aru,” kata Silaban.

- Sementara itu, jumlah ABK yang masih berada di KM Mina berjumlah 23 orang.

Dari 23 ABK tersebut, 5 ABK dilaporkan telah tewas dalam insiden pembantaian tersebut.

Dan 3 di antaranya merupakan pelaku.

Kisah Di Balik Penggeledahan TNI AL di KM Mina Sejati, 23 ABK Hilang Misterius, 3 Pelaku Keluarga

Namun, saat hendak dilakukan upaya penyelamatan oleh TNI AL, 23 ABK tersebut menghilang misterius dari KM Mina.

TNI AL berhasil memasuki KM Mina untuk melakukan penggeledahan pada Senin (19/8/2019).

Namun, saat digeledah, tak ada satu pun ABK yang berada di dalam kapal tersebut.

“Jadi tidak ada (ABK) satu pun di atas kapal saat penggeledahan dilakukan,” kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL, Laksamana Pertama Mohamad Zaenal kepada Kompas.com saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Senin (19/8/2019) malam.

Hingga Jumat (23/8/2019), 23 ABK termasuk 3 pelaku dan 5 yang tewas belum ditemukan.

Letkol Laut Suharto Silaban menduga 20 ABK KM Mina Sejati yang belum dievakuasi telah tewas dibunuh dalam insiden.

“Kemungkinan besar yang 20 (ABK) itu memang juga telah dibunuh oleh ketiga pelaku,”kata Silaban, Kamis (22/8/2019)

Silaban juga menduga bahwa 3 ABK yang menjadi otak pembantaian telah tewas dalam insiden berdarah tersebut.

Silaban menduga bahwa ada kemungkinan 3 pelaku tewas karena bunuh diri.

“Pelakunya kemungkinan bunuh diri. Karena terjadi perkelahian, karena yang dibunuh ini juga luka-luka semua karena ada yang melawan,”ungkapnya.

Kronologi Pembantaian KM Mina Sejati, Hilangnya 20 ABK dan 3 Pelaku Masih Jadi Misteri

Identitas dan Motif 3 ABK Pelaku Pembantaian

Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019).
Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019). (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)

Ditemukan fakta baru bahwa 3 ABK pelaku pembantaian memiliki hubungan keluarga yang sangar dekat.

Berdasarkan keterangan korban selamat, Letkol Laut Suharto Silaban mengatakan ketiga pelaku merupakan anak, bapak dan paman.

“Keterangan yang kami ambil dari ABK, mereka (pelaku) ini adalah bapak, anak, dan paman. Jadi, keluarga dekat semua,” kata Silaban, Jumat (23/8/2019).

Ketiga pelaku pembantaian di KM Mina Sejati itu adalah Nurul Huda, Ferri Dwi Lesmana, dan Qersim Ibnu Malik.

Hingga kini belum diketahui keberadaan ketiganya.

Namun, TNI AL menduga kuat, ketiga pelaku telah mengakhiri hidup mereka dengan cara bunuh diri setelah membantai rekan-rekan sesama ABK.

Deretan Fakta Pembantaian ABK KM Mina Sejati, 23 ABK Hilang, 3 Pelaku Diduga Bunuh Diri

Dia menambahkan, dari keterangan sejumlah ABK, dua pelaku telah mengikuti pelayaran dengan kapal tersebut ke wilayah perairan Aru sebanyak dua kali.

Adapun satu pelaku baru pertama kali mengikuti pelayaran dengan kapal tersebut.

“Anak dan bapak sudah dua kali trip dengan kapal itu ke sini, tapi pamannya baru pertama kali,” katanya.

Saat disinggung apakah ketiga pelaku ini memiliki keterkaitan dengan jaringan kelompok radikal, Suharto enggan menjelaskannya.

”Kita tidak tahu ya karena ABK juga tidak pernah bilang begitu. Yang mereka tahu ketiga orang itu hanya bersaudara, anak bapak sama paman. Kalau soal itu nanti kita berasumsi lagi,” katanya.

Sebab Pembantaian Terkuak

Akhirnya terkuak penyebab terjadinya pembantaian anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati di perairai Kepulauan Aru.

Aparat Polres Kepulauan Aru hingga kini masih terus melalukan pemeriksaan terhadap 11 ABK KM Mina yang lolos dan selamat.

Kapolres Kep. Aru, AKBP Adolof Bormasa mengatakan, pembantaian di KM Mina Sejati bermula dari perkelahian antarsesama ABK.

Perkelahian tersebut terjadi saat KM Mina Sejati berlayar di Laut Aru, pada Jumat (16/8/2019).

Adolof mengatakan bahwa perkelahian antarsesama ABK itu sempat dilerai dan diselesaikan oleh ABK yang lainnya.

“Sumber persoalannya itu di sini. Para pelaku ini terlibat perkelahian dengan ABK lain hingga jatuh bangun, lalu dilerai ABK lainnya hingga masalahnya selesai,” kata Adolof, kepada Kompas.com, saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Sabtu (24/8/2019).

TERKUAK Penyebab Pembantaian ABK KM Mina Sejati, Bermula dari Perselisihan hingga Aksi Saling Bunuh

Kronologi Pembantaian KM Mina Sejati, Hilangnya 20 ABK dan 3 Pelaku Masih Jadi Misteri

Namun, malam hari setelah perselisihan terjadi, pelaku kembali membuat keributan dan perkelahian pecah kembali.

Perkelahian tersebut mengakibatkan sejumlah ABK KM Mina tewas di atas kapal.

“Saat peristiwa malamnya itu, langsung dilaporkan ke pemilik kapal, dan pemilik kapal langsung meminta bantuan dari kapal-kapal lainnya,” ujar Adolof.

Namun, hingga kini belum dapat dijelaskan persoalan apa yang dapat memicu terjadinya perselisihan antarABK ini.

Sementara ini, Polres Kepulauan Aru masih berusaha mengorek informasi dari 11 ABK KM Mina yang selamat dan 35 ABK Km Gemilang yang menyelamatkan 11 ABK tersebut.

“Jadi, penyebabnya itu. Untuk motif dan penyebab lainnya kami masih mendalaminya karena waktunya (pemeriksaan saksi) juga baru 1x24 jam,” ujar dia.

Deretan Fakta Pembantaian ABK KM Mina Sejati, 23 ABK Hilang, 3 Pelaku Diduga Bunuh Diri

Melansir Kompas.com, pembantaian di KM Mina dilakukan oleh 3 anak buah kapal.

Saat berlayar, KM Mina mengangkut 36 orang, termasuk ABK, nakhoda, dan 3 ABK yang menjadi pelaku pembantaian.

Dalam insiden berdarah tersebut, 7 ABK tewas, 11 selamat, dan 23 hilang.

Kapal Nelayan Dibajak di Perairan Aru Maluku, 9 ABK Menceburkan Diri ke Laut untuk Selamatkan Diri

UPDATE Pembajakan KM Mina di Perairan Aru Maluku, 2 dari 9 ABK yang Menceburkan Diri ke Laut Tewas

Berikut kronologi insiden berdarah di KM Mina tersebut:

- Saat berlayar, KM Mina mengangkut 36 orang, yakni 1 nakhoda dan 35 ABK yang 3 di antaranya 3 pelaku pembajakan.

- Tiga pelaku membantai rekan sesama ABK.

Berdasarkan keterangan ABK yang selamat, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Aru, Letkol Laut Suharto Silaban mengungkapkan 3 ABK membantai rekannya saat masih tertidur.

“Jadi, mereka (ABK) begitu bangun, teman-temannya sudah dibunuh,” kata Silaban, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/8/2019).

Dari keterangan yang diperoleh, sebagian ABK baru mengetahui kejadian itu setelah bel di dalam kapal berbunyi.

“Bunyi bel itu tanda waktu bekerja, tapi begitu bel dibunyikan ada yang sudah dibunuh, jadi ada perlawanan juga,” kata dia.

Pembajakan KM Mina Sejati oleh 3 ABK, Polisi Menduga Ada Masalah Internal Sesama ABK

Update ABK KM Mina Sejati yang Tewas Bertambah Menjadi 7 Orang, 5 Tewas dalam Baku Hantam di Kapal

- Saat pembantaian terjadi, sebanyak 13 ABK berusaha menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.

Namun nahas, 2 dari 13 ABK tersebut tewas dalam upaya penyelamatan diri.

Sehingga jumlah ABK yang selamat dalam upaya tersebut adalah 11 orang.

- ABK yang menceburkan diri ke alut tersebut akhirnya diselamatkan oleh KM Gemilang Samudera dan KM Terus Jaya yang sedang berlayar di sekitarnya.

Melansir Tnial.mil.id, ABK yang diselamatkan tersebut, di antaranya 11 selamat dan 2 tak bernyawa.

Kemudian, ABK yang diselamatkan oleh KM Gemilang Samudera dan KM Terus Maju dievakuasi oleh KRI Teluk Lada.

KRI Teluk Lada berhasil mengevakuasi ABK KM Mina ke Dobo, Kepulauan Aru, Maluku pada Selasa (20/8/2019).

Namun, karena cuaca yang sangat buruk, KRI Teluk Lada hanya berhasil membawa 8 ABK yang selamat.

Sementara itu, 3 ABK yang selamat dan 2 jenazah ABK masih tertinggal di KM Gemilang Samudera.

“Jadi ini masih ada tiga ABK KM Mina Sejati yang masih berada di kapal Gemilang Sejahtera,”ujar Koko Rianto, perwakilan perusahan pemilik KM Mina Sejati saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/8/2019).

15 ABK KM Mina Menghilang Misterius saat Hendak Diselamatkan Mabes TNI AL

Terkini Pembantaian Anak Buah Kapal KM Mina Sejati di Laut Aru, Nasib 23 ABK dan 3 Pelaku Tewas

Kemudian, 3 ABK dan 2 jenazah ABK berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Yos Sudarso, Dobo, pada Rabu (21/8/2019).

Dua jenazah ABK korban pembantaian itu diketahui bernama Wahidin dan Masrohin.

Delapan ABK KM Mina Sejati yang sebelumnya telah tiba di Dobo, sementara ditampung di Pangkalan TNI AL Aru untuk menjalani pemeriksaan.

Menurut Silaban, jika dalam pemeriksaan nanti, delapan ABK tersebut terbukti terlibat dalam tindak kriminal, maka pihaknya akan menyerahkan para ABK tersebut ke polisi untuk diproses hukum lebih lanjut.

“Kalau nanti mereka terbukti terlibat tindak pidana, akan kita serahkan ke penyidik Polres Kepulauan Aru,” kata Silaban.

Runtutan Pembantaian di KM Mina Sejati, Resmi Kata Danlanal, Nasib 20 ABK?

Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019)
Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019) (KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY)

- Sementara itu, jumlah ABK yang masih berada di KM Mina berjumlah 23 orang.

Dari 23 ABK tersebut, 5 ABK dilaporkan telah tewas dalam insiden pembantaian tersebut.

Dan 3 di antaranya merupakan pelaku.

Namun, saat hendak dilakukan upaya penyelamatan oleh TNI AL, 23 ABK tersebut menghilang misterius dari KM Mina.

TNI AL berhasil memasuki KM Mina untuk melakukan penggeledahan pada Senin (19/8/2019).

Namun, saat digeledah, tak ada satu pun ABK yang berada di dalam kapal tersebut.

“Jadi tidak ada (ABK) satu pun di atas kapal saat penggeledahan dilakukan,” kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL, Laksamana Pertama Mohamad Zaenal kepada Kompas.com saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Senin (19/8/2019) malam.

Hingga hari ini, Jumat (23/8/2019), 23 ABK termasuk 3 pelaku dan 5 yang tewas belum ditemukan.

Letkol Laut Suharto Silaban menduga 20 ABK KM Mina Sejati yang belum dievakuasi telah tewas dibunuh dalam insiden.

“Kemungkinan besar yang 20 (ABK) itu memang juga telah dibunuh oleh ketiga pelaku,”kata Silaban, Kamis (22/8/2019)

Silaban juga menduga bahwa 3 ABK yang menjadi otak pembantaian telah tewas dalam insiden berdarah tersebut.

Silaban menduga bahwa ada kemungkinan 3 pelaku tewas karena bunuh diri.

“Pelakunya kemungkinan bunuh diri. Karena terjadi perkelahian, karena yang dibunuh ini juga luka-luka semua karena ada yang melawan,”ungkapnya.

Deretan Fakta Pembantaian ABK KM Mina Sejati, 23 ABK Hilang, 3 Pelaku Diduga Bunuh Diri

2 Korban Dimakamkan

Dua jasad anak buah kapal (ABK) korban pembantaian di atas KM Mina Sejati dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dobo, ibu kota Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Selasa (27/8/2019).

Kedua korban yang dimakamkan itu teridentifikasi bernama Musa Fiki Kalam (26) dan Darmoko (26).

"Dua jenazah ABK KM Mina Sejati yang ditemukan kemarin sudah dimakamkan hari ini di TPU Kilo 9 Kecamatan Pulau-pulau Aru," kata Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolof Bormasa kepada Kompas.com via telepon seluler, Senin.

Dia menjelaskan, sebelum dimakamkan, kedua jenazah terlebih dahulu dimandikan dan selanjutnya dishalatkan di Masjid Al Irsyad yang berada tak jauh dari bandar udara Dobo.

"Setelah jemaah masjid menggelar shalat jenazah barulah kedua jasad korban itu dimakamkan," ujarnya.

Korban Musa Fiki Kalam diketahui merupakan warga di jalan Warakas 1 Gang 26, Kecamatan Papanggo, Jakarta Utara.

Sedangkan Darmoko merupakan warga Desa Losari Kecamatan, Ampel Gading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. "Itu identitas dan alamat kedua korban berdasarkan KTP," ujar Adolof.

Kisah Di Balik Penggeledahan TNI AL di KM Mina Sejati, 23 ABK Hilang Misterius, 3 Pelaku Keluarga

(TribunAmbon.com/Chrysnha, Fitriana Andriyani/Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved