Sekelumit Cerita Calon Pengabdi Upacara 17 Agustus Paskibra: Anak Yatim, Anak Sopir, & Aurel Gugur
Inilah sekelumit cerita calon pengabdi upacara 17 AGustus Paskibra: anak yatim, anak sopir, hingga Aurel gugur
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha | Editor: Fitriana Andriyani
Ramlan mengaku bangga adanya putra daerah, yang terpilih untuk menjadi bagian dari pasukan pengibar bendera di Istana Negara.
Hal itu cukup membanggakan mengingat sejak 17 tahun terbentuk menjadi sebuah Kabupaten, baru pertama kali ada siswa yang terpilih menjadi Paskibraka nasional.
"Selaku pemerintah tentu saya bangga karena ada anak didik kita yang bisa tembus di tingkat nasional," Selasa (23/7/2019).

Lalu dihimpun dari Kompas.com, Kamis (15/8/2019), diketahui Wisko adalah anak dari pasangan Widyawati (34) dan Juniawan (38).
Anaknya Terpilih Jadi Pasukan Paski Nasional, Sopir Truk di Mamasa Menangis Haru. (JUNAEDI)
Wisko lahir dari keluarga biasa-biasa saja, ibunya bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Sosial Pemkab Mamasa.
Sedangkan sang ayah, Juniawan berprofesio sebagai sopir truk.
Banyak yang tidak menyangka bawah Wisko Pralistra akan menjadi wakil dari Sulawesi Barat pada pengibaran bendera 17 Agustus 2019 nanti.
Sang ibu mengaku bangga dengan anaknya yang dapat membanggakan keluarga.
“Saya tak pernah menyangka Wisko bisa terpilih mewakili Sulawesi Barat ke Jakarta. Ini jelas kami bangga dan senang, karena dia mendapat kesempatan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di istana," ucap Widyawati, dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/8/2019).
Wisko hidup sangat sederhana dengan rumah kayu berukuran 4x6 meter.
Berdarsarkan penelusuran Kompas.com, di rumah Wisko tidak ada perabotan mewah.
Di rumah tersebut cuma ditemui peralatan daput dan sepatu lusuh yang biasa dikenakan Wisko.
Bahkan di kamar Wisko tidak ada barang mewah hanya ada alas tidur dan sebuah foro kecil.
Dalam keterbatasan ekonomi, orang tua Wisko tetep mendukung anaknya untuk terus berprestasi.
Orang tua Wisko menilai anaknya sebagai pribadi yang sederhana dan sabar.