Sekelumit Cerita Calon Pengabdi Upacara 17 Agustus Paskibra: Anak Yatim, Anak Sopir, & Aurel Gugur
Inilah sekelumit cerita calon pengabdi upacara 17 AGustus Paskibra: anak yatim, anak sopir, hingga Aurel gugur
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha | Editor: Fitriana Andriyani
Koko Ardiansyah pun tampak beberapa kali mengusap matanya.
Dia mengaku kalau posisinya sebagai Paskibraka digantikan oleh siswa lain anak pejabat tanpa ikut seleksi.
Kekecewaannya karena tidak bisa mendapatkan sertifikat paskibraka.
Padahal, lanjut dia, jika dia bisa menjadi anggota paskibraka di Labuhan Batu, maka untuk mendaftar menjadi anggota TNI akan menjadi gampang.
"Tapi karena gagal, mau gimana lagi. Kecewa lah," katanya.
Koko Ardiansyah pun berharap agar kejadian ini hanya menimpa dirinya saja.
Di tahun-tahun mendatang, dia berharap tidak ada orang yang mengalami hal serupa.
Koko Ardiansyah mengaku memiliki niat yang besar untuk dapat mengibarkan bendera pada 17 Agustus nanti.
"Untuk panitia, kalau bisa yang lebih adil. Kalau digantikan, gantikan yang ikut seleksi dan lebih pantas dari saya. Jangan yang tak ikut seleksi dimasukkan dalam karantina," kata Koko Ardiansyah.
2. Jadi Sejarah, Anak Sopir Wakili Kabupaten Mamasa dalam Tim Paskibraka Nasional
Sementara TribunWow.com menuliskan, seorang anak sopir di Mamas, Sulawesi Barat lolos seleksi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) nasional.
Wisko Pralistra, seorang remaja 15 tahun ini akan menjadi bagian dari pasukan pengibar bendera di Istana Negara pada 17 Agustus 2019.
Prestasinya itu membuat keluarga dan daerahnya bangga.
Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Timur.com, Kamis (15/8/2019), pelepasan Wisko dilakukan langsung oleh Bupati Mamasa, H Ramlan Badawi.
Pelepasan dilakukan saat apel pagi pada Senin (22/7/2019) di halaman Kantor Bupati Mamasa.