Putri TKW Minta Tolong Presiden Jokowi: Ibu Saya, Disiksa di Arab, Disekap di WC, Tangan Ditusuk
Berita terkini Putri TKW Minta Bantuan Presiden Jokowi: Ibu Saya, Disiksa di Arab, Disekap di WC, Tangan Ditusuk
Kirim Surat Disiksa Majikan
Pamit kerja ke Arab Saudi, 21 tahun lalu, Alis Juariah (46), pekerja migran Indonesia (PMI) (Tenaga Kerja Wanita Cianjur/TKW Cianjur) asal RT 01/10, Kampung Muhara, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak tentu rimbanya.
Kabar terakhir tentang kondisi Alis Juariah TKW Cianjur, hanyalah surat yang dikirimkan PMI itu pada keluarganya, empat tahun silam.
"Dalam surat itu, ibu saya bilang, ia sering disiksa dan, disekap di WC. Ibu saya juga menulis, tangannya pernah ditusuk pisau oleh majikannya," ujar Selpi Lusniawati (27) pilu, putri satu-satunya Alis Juariah, saat ditemui di rumahnya di Kampung Muhara, Senin (12/8).
• Info BMKG: Prakiraan Tinggi Gelombang dan Hujan Petir Besok Rabu 14 Agustus 2019, Laut Maluku 2.5 M
Saat Alis Juariah TKW Cianjur pergi tahun 1998, kata Selpi, ia masih berusia enam tahun.
Menurut keluarganya di Cianjur, ibunya berangkat melalui jasa tenaga kerja PT Avida Avia Duta yang ada di Jakarta.
"Tapi tidak tahun siapa sponsornya, yang membawa ibu dari Cianjur," kata Selpi.
Selpi mengatakan, ketika tahu bahwa kondisi ibunya di Arab sangat menderita, ia sempat meminta bantuan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Tapi, kata Selpi, BNP2TKI, seolah tak peduli dengan nasib ibunya.
"Namun, kami berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkenan membantu. Tolong pulangkan ibu saya dari Saudi," katanya.
Dikdik (39), adik dari Alis, mengatakan, keluarga sebenarnya sudah mengikhlaskan Alis setelah bertahun-tahun tak pernah mendapatkan kabar tentang kondisinya.
"Namun, empat tahun lalu datang surat yang mengabarkan jika kakak saya ternyata masih hidup," ujarnya.
Surat itu membuat keluarga gembira sekaligus sedih karena dalam suratnya Alis juga mengabarkan kondisinya yang tersiksa.

Dalam suratnya, kata Dikdik, kakaknya bercerita, ia tak pernah diperbolehkan keluar rumah. Jika majikan dan keluarganya pergi keluar, kakaknya dikunci di kamar mandi sampai majikan pulang.
"Kakak saya bisa kirim surat juga sembunyi-sembunyi, suratnya dititipin ke sopir majikannya," ujarnya..
Di surat yang terakhir, menurut Dikdik, kakaknya bahkan memohon agar ia bisa segera bisa dipulangkan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan majikan.