Buru Hari Ini

Tak Ada Pungli di Gunung Botak, Syahrul Haulussy Tegaskan Itu Dana untuk HUT Buru

kehadiran personelnya di lokasi tambang bukan untuk melakukan pungutan liar, melainkan dalam rangka penggalangan dana untuk HUT Buru.

istimewa
KEPALA SATPOL PP KABUPATEN BURU - potret kepala satpol PP Kabupaten Buru,Syahrul Haulussy,Sabtu (8/11/2025). 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com Ummi Dalila Temarwut 

NAMLEA,TRIBUNAMBON.COM - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Buru, Syahrul Haulussy, akhirnya angkat bicara menanggapi dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang melibatkan sejumlah anggotanya di kawasan pertambangan emas ilegal Gunung Botak.

Syahrul menegaskan, kehadiran personelnya di lokasi tambang bukan untuk melakukan pungutan liar, melainkan dalam rangka penggalangan dana untuk mendukung kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Buru.

“Kita ke sana karena saat ini daerah sedang berhadapan dengan rekonstruksi efisiensi pada HUT Kabupaten ini,” jelasnya saat dikonfirmasi di kediamannya,Sabtu (8/11/2025).

Baca juga: Berkah Car Free Day Perdana di Buru, Pelaku UMKM Raup Untung Besar

Baca juga: HIMA TGF Aarde Golven Edukasi Bencana Sejak Dini ke Siswa Yayasan Mawaddah Warahmah Ambon

Ia mengakui, sejumlah anggota Satpol PP memang turun ke lapangan membawa proposal dan surat tugas resmi untuk menggalang sumbangan sukarela dari masyarakat.

Namun, menurutnya, tidak ada paksaan maupun penetapan jumlah tertentu kepada pihak manapun.

“Kita tidak memalak dan tidak menentukan harus berapa nominal yang harus dikasih. Cuma hanya bagaimana masyarakat, khususnya di Buru, sedikit memberi sumbangsih dalam meramaikan HUT Kabupaten Buru saat itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan atas koordinasi dengan panitia penyelenggara HUT Kabupaten Buru, dan Satpol PP hanya turut membantu dalam upaya pengumpulan dana.

“Untuk koordinasi ke atas, kita koordinasi dengan beberapa panitia HUT Kabupaten Buru, dan kita turut membantu saja dalam hal dana. Ini semua inisiatif panitia, dan kita ikut membantu,” tambahnya.

Syahrul juga menegaskan dan berkomitmen bahwa hal seperti ini tidak akan terulang kembali kedepan agar selalu berhati-hati dalam mengambil tidakan sebagai pimpinan.

“Ini kali pertama dan terakhir, dan tidak akan terulang lagi siapapun dia,” tegasnya.

Sebelumnya, pada Kamis (6/11/2025) sore, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Mahasiswa Raih Juang melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buru. 

Audiensi tersebut digelar setelah para mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di Pasar Inpres Namlea dan melanjutkan aksi ke kantor DPRD.

Dalam pertemuan itu, salah satu perwakilan mahasiswa, Fikar Pega, menyampaikan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap dugaan pungli yang dilakukan oleh anggota Satpol PP Kabupaten Buru di bawah pimpinan Syahrul Haulussy.

“Kami melakukan aksi ini karena terkait pemungutan liar yang dilakukan oleh anggota Satpol PP Kabupaten Buru di wilayah pertambangan ilegal Gunung Botak di bawah pimpinan Syahrul Haulussy,” ujar nya dalam audiensi tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved