Harga Pasar

Harga Cabai Rawit di Awal November 2025, Sentuh Rp. 70 per Kilo di Pasar Binaiya Masohi

‎Sementara untuk cabai rawit yang dipasok langsung dari Makassar dipasarkan Rp. 50 ribu per kilo.

TribunAmbon.com/ Silmi Suailo
MENJAJAKAN DAGANGAN - Dagangan pedagang di Pasar Binaiya Masohi, Sabtu (8/11/2025) 

‎Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo 

‎MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Harga cabai rawit di Pasar Binaiya Masohi, Kabupaten Maluku Tengah masih cenderung mahal.

‎Awal November 2025 ini cabai rawit lokal dijual pedagang dengan harga Rp. 70 ribu per kilo.

‎Sementara untuk cabai rawit yang dipasok langsung dari Makassar dipasarkan Rp. 50 ribu per kilo.

‎Informasi itu dihimpun TribunAmbon.com saat memantau harga komoditas pasar di lokasi, Sabtu (8/11/2025) sekira pukul 11.40 WIT.

‎Dibandingkan awal Oktober 2025 lalu, cabai rawit alami fluktuasi harga yang cukup signifikan.

‎Pasalnya saat itu cabai rawit dibanderol pedagang dengan harga Rp. 45 ribu.

‎Selain cabai rawit, adapula cabai keriting yang dijual pedagang Rp. 40 per kilo, dan tomat masih bertengger di angka Rp. 35 ribu per kilo. 

Baca juga: Bursa Efek Catat Jumlah Investor di Malteng Capai 9.400-an, Lebih Rendah dari Kota Ambon

Baca juga: Dukung Program Presiden, Gubernur Bentuk Satgas Percepatan MBG Wilayah Terpencil

‎Sayangnya, komoditas pasar yang pasokannya terbatas ialah jeruk sunkist atau dikenal dengan nama lokal lemon cina.

‎Sriyanti, salah seorang pedagang di Pasar Binaiya Masohi mengatakan bahwa pasokan cabai hingga tomat cukup banyak di pekan ini.

‎"Ada ambil (memasok) dari petani lokal dan dari distributor orang Makassar, makanya harga variatif," jelas Sriyanti.

‎Ia memasok cabai dari petani lokal juga dari distributor Makassar.

‎Namum sayang, kata Sriyanti lemon cina yang paling mahal diantara semua komoditas pasar yang ia jual.

‎"Lemon cina paling mahal, kita mau ambil dari distributor tapi mau jual dengan harga berapa, bisa-bisa kita jual Rp. 1000 per buah," tukasnya.

‎Walau distributor memiliki pasokan lemon cina, ia enggan membeli dari pemasok, hitung-hitungan dengan modal dan untung yang tidak seberapa. 

‎Dengan kondisi itu, ibu rumah tangga itu mengaku pembeli yang berdatangan cukup ramai.

‎"Biar begini-begini tapi Alhamdulillah, pembeli ramai, apalagi di tanggal muda ini," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved