Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Ambon mengecam keras kinerja Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Jais Ely.
Jais disebut sebagai simbol kebobrokan birokrasi pariwisata di Maluku.
Kecaman ini muncul setelah insiden yang menimpa Efrita Trifena Lamerkabel, finalis Miss Youth Indonesia yang harus terbang menggunakan pesawat Hercules TNI AU karena minimnya dukungan dari pemerintah daerah.
Pimpinan Cabang sekaligus Koordinator Komisariat Universitas Pattimura (Unpatti) IMM Kota Ambon, Muhammad Amin Serawak menegaskan bahwa permasalahan ini bukan sekadar perdebatan kebijakan, melainkan penghinaan terang-terangan terhadap seorang anak Maluku oleh pemerintahnya sendiri.
"Hari ini kita tidak sedang memperdebatkan kebijakan. Kita sedang bicara tentang seorang anak Maluku yang dihina secara terang-terangan oleh pemerintahnya sendiri," ujar Amin Serawak dalam keterangannya kepada TribunAmbon.com, Kamis (24/7/2025).
Ia menambahkan, Efrita bukan hanya sekadar finalis, tetapi representasi wajah Maluku di panggung nasional.
Namun, menurut Amin, ia dipaksa berjuang sendiri karena pemerintah daerah terlalu sibuk menonton dan terlalu pengecut untuk membantu.
Baca juga: Miss Youth Maluku Dicuekin Pemda, GMNI Sebut Jais Ely Jangan Hanya Cari Muka di Gubernur
Baca juga: Kebohongan Jais Ely Rusak Kepercayaan Publik: Netizen Desak Mundur dari Dispar Maluku
IMM secara khusus menyoroti Jais Ely sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku yang dinilai paling bertanggung jawab atas insiden memalukan ini.
"Dan dari sekian banyak kepala dinas yang mengisi daftar gaji rakyat, satu nama paling layak mendapat sorotan dan pengusiran adalah Jais Ely, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku," tegas Amin.
Menurutnya, Jais Ely tidak menjalankan fungsinya sebagai pelayan publik, melainkan seperti penumpang mewah di kapal yang hampir tenggelam.
IMM menyayangkan sikap diam dan tidak peduli Dinas Pariwisata ketika anak muda Maluku berjuang mengangkat identitas budaya dan daerahnya.
"Apa fungsinya Dinas Pariwisata jika ketika ada pemudi membawa citra Maluku ke tingkat nasional, lembaga ini justru tak tahu malu membiarkannya terbang sendiri? Jais Ely bukan cuma tidak bekerja, dia mempermalukan institusinya," lanjut Amin.
IMM Kota Ambon secara tegas menuntut Gubernur Maluku untuk segera mencopot Jais Ely dari jabatannya tanpa perlu alasan, evaluasi, atau klarifikasi lebih lanjut.
"Tidak perlu alasan. Tidak perlu evaluasi. Tidak perlu klarifikasi. Gubernur harus segera mencopot Jais Ely dari jabatannya. Karena membiarkan dia bertahan, sama saja dengan memberi pesan kepada publik bahwa ketidakbecusan bisa dilestarikan selama bungkusnya rapi," ujarnya.
IMM mengancam bahwa jika Gubernur masih membiarkan Jais Ely tetap menjabat, maka penghinaan terhadap Efrita tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab satu dinas, melainkan seluruh kepemimpinan Provinsi Maluku.
"Sejarah tidak pernah lupa siapa yang diam ketika harga diri anak Maluku diinjak-injak oleh pejabat yang pura-pura sibuk," tutupnya. (*)